Senjata Tradisional Sumatera Selatan, Nomor 5 Jadi Koleksi Museum Wallace Inggris
Skin digunakan dengan cara digenggam dan saat menyerang fungsinya untuk menusuk. Senjata ini muncul oleh adanya akulturasi budaya antara budaya tionghoa dan budaya melayu. Umumnya senjata ini dibuat oleh pandai besi dengan panjang sekitar 25-30 cm dan 10-15 cm bentuk taji ayamnya.
Dikutip dari perpustakaan.id, masyarakat Sumatera Selatan percaya bahwa senjata ini memiliki kedudukan penting karena juga dianggap sebagai senjata keramat dan diyakini berdaya magis. Sementara itu jika dilihat dari segi budayanya, senjata ini memiliki banyak simbol kemanusiaan seperti kesabaran, ketelitian, ketekunan dan lain sebagainya.
Pegangan skin ini terbuat dari kayu. Di ujung pegangan lainnya terdapat lubang agar muda dipegang dengan jari. Senjata ini digunakan dalam jarak dekat yang biasanya digunakan dalam keadaan mendesak.

Senjata tradisional Sumatera Selatan terakhir yakni Klewang Palembang. Senjata satu ini memiliki kemiripan dengan pedang, namun memiliki gagang dan sarung yang dihiasi dengan permata atau disebut Regalia.
Salah satu regalia bertatah permata dan emas yaitu Klewang. Dikutip dari laman Pemprov Sumsel, seorang priai Inggis bergelar Marquess of Hertford membeli Klewang sekitar tahun 1869 dari lelangan di kota Paris. Kemudian dibawa ke London oleh anaknya dan saat ini tersimpan dan menjadi koleksi Museum Wallace (London-Inggris).
Menurut catatan W.L de Sturler yang hidup pada zaman Kesultanan Palembang, Klewang merupakan salah satu senjata tradisional dari Palembang. Senjata tradisional ini masih banyak dijumpai di Sumatera Selatan, tapi lebih dikenal sebagai Pedang Makara karena hulunya yang menyerupai Makara, hewan mistik dalam mythology Hindu-Buddha.
Demikianlah senjata tradisional Sumatera Selatan yang menarik untuk dikoleksi atau dijadikan cindermata.
Editor: Berli Zulkanedi