Tari Tradisional Sumatera Selatan, Mengandung Cerita Mistis hingga Penyambutan Tamu
Tari ini diciptakan warga Basemah untuk menyambut dan menghibur tamu ada saat itu. Namun ada juga yang percaya legenda tari ini awalnya ditampilkan bidadari yang menjadi istri Serunting Sakti atau lebih dikenal dengan Si Pahit Lidah.
Kini Tari Kebagh selain untuk penyambutan tamu yang datang ke Pagaralam juga sering ditampilkan di pesta pernikahan. Tarian ini diiringi alat musik tradisonal yakni kenong dan rehab dan biasanya digelar di tempat terbuka.
Tari tradisional Sumatera Selayan yang paling populer dan sering dipentaskan di berbagai kegiatan atau hajatan yakni Tari Gending Sriwijaya. Hampir setiap kegiatan pemerintahan yang dihadiri peserta atau tamu dari berbagai daerah, dipastikan Tari Gending Sriwijaya ditampilkan.
Tari Gending Sriwijaya diciptakan pada masa penjajahan Jepang. Petinggi Jepang pada masa itu meminta dibuatkan tarian untuk menyambut tamu yang datang ke Keresidenan Palembang. Tari Gending Sriwijaya diciptakan dengan mengadopsi unsur tari-tari yang sudah ada saat itu.
Tari Gending Sriwijaya dipentaskan sembilan penari yang terdiri atas tujuh perempuan dan dua pria di bagian belakang sambil membawa payung atau senjata berupa tombak. Sementara tujuh perempuan membentuk pola seperti piramid, dan satu penari paling depan membawa tepat berupa kota berisi kapur dan siri yang akan diberikan kepada tamu agung atau terhormat.
Hingga kini, Tari Gending Sriwijaya yang pernah dilarang pada pemerintahan orde lama, kini seakan menjadi tari wajib dalam acara atau kegiatan besar di Sumatera Selatan. Hanya saja, terkadang jumlah penarinya hanya tujuh orang perempuan.
Demikian daftar tari tradisional Sumatera Selatan yang masih sering ditampilkan dalam berbagai kegiatan.
Editor: Berli Zulkanedi