get app
inews
Aa Text
Read Next : Palembang Terapkan PPKM Level 4, WFH 75 Persen UKM Buka 24 Jam

Sejumlah Peternak di Palembang Gulung Tikar akibat Pandemi Covid-19

Selasa, 27 Juli 2021 - 12:59:00 WIB
Sejumlah Peternak di Palembang Gulung Tikar akibat Pandemi Covid-19
Sejumlah peternak ayam di Palembang gulung tikar dampak pelemahan daya beli di tengah pandemi Covid-19. (Foto: Ilustrasi/ist)

PALEMBANG, iNews.id - Sejumlah peternak ayam di Kota Palembang terpaksa gulung tikar karena terjadi penurunan harga akibat pelemahan daya beli masyarakat dalam beberapa bulan terakhir. Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan menyatakan sulit untuk bertahan karena di saat harga turun, serapan pasar juga rendah. 

Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago mengatakan kondisi yang menyulitkan itu membuat peternak plasma (gabungan beberapa peternak) dengan produksi 10.000 ekor dalam satu siklus (1,5 bulan) terbilang kesulitan untuk bertahan.

“Harga sudah turun, tapi serapan juga rendah. Jadi biaya produksi sudah tidak seimbang dengan pemasukan, jadi mereka terpaksa gulung tikar,” katanya, Selasa (27/7/2021).

Harga ayam potong saat ini di pasaran berkisar Rp24.000 per kilogram, yang sudah bertahan kurang lebih sebulan terakhir di sejumlah pasar tradisional Palembang.

Dengan harga seperti itu di pasaran, artinya harga ayam potong dengan berat bersih 1,6 kg-1,7 kg per ekornya hanya terjual Rp13.000—Rp14.000 per kg di kandang.

Sementara, peternak bisa dikatakan akan mendapatkan untung jika harga di kandang berkisar Rp18.000 per ekor. “Peternak rugi sekitar Rp5.000 per ekor, siapa yang bisa tahan. Lama-lama ya terpaksa tutup peternakan,” kata dia.

Bukannya peternak menyerah atas kondisi ini, namun upaya untuk menghadapi pelemahan daya beli masyarakat ini juga sudah dilakukan mereka dengan cara menekan biaya produksi. Sebagian sudah mengurangi jumlah tenaga kerjanya, hingga mengurangi produksi.

Saat ini asosiasi memperkirakan terjadi penurunan permintaan sekitar 25-30 persen dibandingkan dalam kondisi normal terhadap ayam potong dari kebutuhan sekitar 120.000 ekor per hari untuk Kota Palembang dan 250.000 ekor per hari untuk Sumatera Selatan.

Namun, pengurangan produksi yang dilakukan kurang berdampak signifikan lantaran saat ini produksi dari luar provinsi juga masuk ke Palembang, seperti dari Lampung dan Jambi.

“Bahkan dari Jawa juga masuk ke sini (Palembang) sejak ada jalan tol. Ini umumnya berasal dari peternakan skala industri yang satu kandang saja bisa memproduksi 50.000 ekor ayam,” kata dia.

Di tengah kondisi ini, asosiasi mengharapkan pemerintah memperketat jalur perdagangan antardaerah ini agar harga dan serapan tidak lebih tertekan.

Selain itu, asosiasi juga mengingatkan semua pihak harus bersinergi dalam penanganan Covid-19 karena apa yang terjadi saat ini telah berdampak pada perekonomian. Namun, fakta di lapangan yang didapati menunjukkan harga-harga mulai bergerak turun, di antaranya ayam potong.

“Tentunya inflasi yang rendah ini tidak bagus untuk perekonomian. Oleh karena itu, semua pihak harus mendorong dari sisi ekonomi,” katanya.

Editor: Berli Zulkanedi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut