Cerita Rakyat di Sumatera Selatan yang Populer
Merasa bersalah telah berburuk sangka dan enam guci sudah dibuang ke dasar sungai, tanpa pikir panjang Tan Bun An terjun untuk mengambil keenam guci. Namun tidak kunjungi kembali yang membuat Siti Fatimah cemas dan akhirnya karena cintah, Siti Fatimah juga menceburkan diri dan juga tidak pernah kembali.
Singkat cerita, lokasi tersebut kemudian menjadi pulau Kemaro dan kini menjadi salah satu destinasi wisata menarik di tengah Sungai Musi Palembang. Legenda ini mengandung cerita cinta sehidup semati, dan juga mengajarkan jangan mudah mengambil kesimpulan dan berburuk sangka.
Di wilayah bagian barat Sumsel yakni Musi Rawas, Lubuklinggau dan Musi Rawas Utara (Muratara) juga memiliki cerita rakyat. Legendanya tentang Bujang Kurap yang dikaitkan dengan asal mula terbentuknya Danau Rayo di Kecamatan Rupit.
Dalam cerita rakyat itu, Bujang Kurap dihina oleh pemuda kampung karena bentuknya yang buruk rupa dan mengidap penyakit kurap. Kemudian Bujang Kurap ini menantang pemuda untuk mencabut beberapa lidi yang ditancapkannya di tanah.
Dengan terus merendahkan Bujang Kurap, pemuda kampung mencoba mencabut lidi namun tidak satu pun yang mampu. Akhirnya lidi tersebut dicabut oleh Bujang Kurap dan muncul mata air yang menenggelamkan semua kampung dan terbentuklah Danau Rayo.
Cerita ini mengajarkan manusia adalah mahluk sosial yang harusnya saling menghormati dan bukanya saling merendahkan.
Demikianlah beberapa cerita rakyat di Sumatera Selayan yang populer dan terus melekat hingga kini. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.
Editor: Berli Zulkanedi