4. Ajang silaturahmi dan saling memaafkan
Tradisi rumpak-rumpak merupakan ajang silaturahmi dan saling memaafkan. Warga yang mungkin tidak lagi tinggal di tempat tersebut dan merantau ke tempat lain, akan bersuka cita saat mengikuti rumpak-rumpak. Mereka bergembira sambil bersalawatan, menyalami satu sama lain.
5. Kearifan lokal yang terus terjaga
Tradisi rumpak-rumpak untuk silaturahmi dilakukan warga keturunan Arab. Bagi warga asli Palembang dan Sumatera Selatan lainnya juga terdapat tradisi serupa yang disebut sanjo. Namun tidak semeriah tradisi rumpak-rumpak di kampung Arab.
Pada tradisi sanjo, beberapa pria biasanya sesama jemaah masjid atau musala setelah melaksanakan sholat Idul Fitri akan mendatangi tiap rumah di antara mereka. Terkadang tidak ada salawatan dalam tradisi sanjo, namun saat tiba di rumah warga, setelah mencicipi berbagai aneka hidangan kue lebaran, mereka akan berdoa sebagai bentuk syukur karena telah berpuasa satu bulan penuh.
Kemudian mendoakan pemilik rumah dan keluarga serta semua peserta sanjo agar mendapatkan keselamatan, kesehatan dan keberkahan.
Demikian tradisi rumpak-rumpak di kampung Arab Palembang dan tradisi sanjo bagi warga asli Palembang.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait