Kemiskinan Ekstrem di Sumsel meningkat. (Foto: Ilustrasi/Ist)

"Bisa saja dia bertahan dari kemiskinan ekstrem kalau tidak ada program masif, tetapi kalau ada program yang bagus, dia bisa keluar," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Sumsel, Lydia Kurniawati menyoroti kondisi kemiskinan di Sumsel. Menurutnya banyak program dicanangkan untuk membantu warga miskin, namun justru membuat kemiskinan meningkat.

Lydia mencatat, program perlindungan sosial di tahun 2022 silam cukup tinggi. Penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai Rp858,25 miliar. Lalu bantuan sembako Rp1,15 triliun, BLT desa Rp2,56 triliun, BLT minyak goreng Rp144,45 miliar, BLT BBM Rp1.330,70 triliun dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) mencapai Rp153,85 miliar.

"Sangat besar dana yang dialokasikan tapi kemiskinan ekstrem meningkat. Kalaupun angka kemiskinan turun, turunnya sangat tipis. Artinya ada yang perlu dikaji ulang," katanya.

Lydia menilai, bantuan tersebut tidak diiringi dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat guna membangun kemandirian ekonomi. 

"Kondisi ini justru membuat bantuan yang diberikan pemerintah sia-sia karena hanya ada peningkatan pendapatan tetapi tidak pemberdayaan masyarakat," katanya.


Editor : Berli Zulkanedi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network