Dari hasil penyelidikan, kata dia, motif tindak kekerasan yang dilakukan oleh H sebagai bentuk pembinaan terhadap anak asuhnya di panti miliknya.
"Dari pengakuan tersangka motifnya tidak lain untuk proses pembinaan terhadap anak panti asuhan tersebut," ujarnya.
Perbuatan itu dilakukan karena pelaku sering menemukan anak-anak panti bermalas-malasan dan tidak disiplin sesuai aturan yang ada di pantinya.
"Jadi kalau dari pengakuan tersangka itu untuk mendidik mereka agar disiplin," ujarnya.
Aksi kekerasan tersebut, kata dia, terjadi berulang kali sejak tahun 2022 hingga 2023. Adapun yang viral tersebut terjadi pada 15 dan 20 Februari terhadap korban berinisial W.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait