Kue Lebaran Khas Palembang, Sekali Coba Pasti Ketagihan
PALEMBANG, iNews.id - Kue lebaran khas Palembang memiliki tekstur dan rasa yang menggoyang lidah. Kue lebaran khas Palembang memang tidak hanya ada di hari Raya Idul Fitri, namun serasa kurang lengkap jika tidak membuat dan menyajikan minimal salah satunya saat lebaran.
Kuliner terkenal di Palembang tidak hanya pempek dan variannya. Pempek memang paling populer hingga ke luar daerah dan negeri, namun kue lebaran khas Palembang ini tetap memiliki tempat spesial bagi warga Palembang.
Biasanya kue lebaran khas Palembang dan pempek sama-sama disiapkan dan disajikan saat lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha dan hari besar lainnya.

Kue lebaran khas Palembang pertama dan wajib ada di hari raya adalah lapis legit atau biasa juga disebut kue lapis oleh Wong Kito. Kue satu ini cukup sulit dicari pada hari biasa, namun akan bertebaran saat lebaran.
Namun memang tidak semua rumah menyiapkan dan menyajikan lapis legit. Selain harga bahan mahal, cara pembuatannya cukup sulit dan melelahkan. Memang banyak yang menjual kue lapis legit, namun harganya cukup untuk membeli empat jenis kue lainnya.
Proses pembuatannya bisa memakan waktu hingga lima jam. Selain itu, proses pembuatannya cukup sulit, membutuhkan keahlian dan ketelian agar mendapatkan lapisan yang sempurna dan enak. Meskipun bahan sudah tepat, proses memasak tiap lapisan ada yang kurang tepat, maka kue lapis legit tidak sempurna.
Saat proses pemanggangan, setiap lima menit oven harus dibuka untuk memastikan lapisannya matang sempurna sebelum memulai lapisan berikutnya. Untuk satu loyang lapis legit biasanya terdiri atas 18 lapis.
Terdapat beberapa varian rasa lapis legit, di antaranya lapis legit original, lapis legit nanas dan lapis legit keju.

Kue lebaran khas Palembang berikutnya kue maksuba. Kue satu ini memiliki kesamaan dengan kue lapis legit, bahan yang mahal dan cara pembuatan yang sulit dan membutuhkan waktu lama.
Namun tekstur kue satu ini lebih lembut atau basah, sedangkan lapis legit lebih kering dan lapisannya lebih tipis. Kue maksuba dibuat dengan bahan utama telur dan susu serta gula lalu mentega.
Untuk membuat satu loyang kue maksuba menghabiskan sedikitnya 20 butir telur. Harga telur yang tengah naik saat ini, membuat kue maksuba menjadi semakin mahal. Namun begitu, kue maksuba tetap disiapkan dan disajikan di saat lebaran.
Biasanya kue maksuba disajikan dalam piring kecil sebanyak dua hingga tiga potong. Kue maksuba tidak disajikan dalam jumlah banyak, selain karena harganya yang mahal, tamu yang datang juga tidak akan makan dalam jumlah banyak, karena rasanya yang gemuk dan manis.
Proses pembuatannya juga membutuhkan waktu berjam-jam. Setiap lapis dipantau agar matang sempurna, lalu ditekan-tekan menggunakan alat khusus agar menjadi padat. Penyajian kue maksuba juga menjadi simbol penghormatan kepada tamu.

Kue lebaran khas Palembang terakhir lapan jam. Nama kue satu diambil dari lamanya waktu untuk membuatnya. Lapan adalah delapan dalam bahasa Palembang, lapan jam berarti delapan jam.
Membuat kue satu ini membutuhkan waktu hingga delapan jam dengan dua kali proses yakni dikukus dan dipanggang. Bisa saja diselesaikan dalam waktu kurang dari delapan jam, namun untuk mendapatkan rasa yang legit harus delapan jam.
Untuk satu kue lapan jam dibutuhkan hingga 20 butir telur, 500 gram gula dan satu kaleng susu kental manis. Bagi yang tidak penyuka manis, gula dan susu dapat dikurangi sesuai selera.
Lapan jam merupakan kue yang sudah melegenda, dan konon dulu hanya disajikan bagi bangsawan dan kalangan atas. Namun kini, kue lapan jam bisa dinikmati siapa saja dan menjadi kue lebaran khas Palembang.
Itulah kue lebaran khas Palembang yang disajikan hampir semua rumah warga saat lebaran. Selain ketiga kue tersebut, warga Palembang juga menyiapkan pempek sebagai pelengkap sajian karena rasanya yang menonjolkan asin dan pedas.
Editor: Berli Zulkanedi