Kisah Kolektor Barang Antik Menolak Uang demi Keris Kesultanan Palembang
PALEMBANG, iNews.id - Fajar Setia, kolektor keris di Palembang memiliki ratusan keris yan disebutkan berasal dari era kesultanan Palembang. Di antara ratusan koleksi, terdapat keris ludai gading berlapis emas dan berhias ukiran lurik khas Palembang yang pernah ditawari pembeli hingga Rp75 juta.
Pria paruh baya warga Jalan DI Panjaitan Lorong Kita, Seberang Ulu II Palembang ini telah menjadi kolektor keris. Lebih dari 200 keris telah dimilikinya yang sebagian besar peninggalan era kesultanan Palembang Darussalam. Menurutnya, sejarah keris kental dengan perkembangan Kota Palembang.
"Pada era kesultanan Palembang, abad ke-17 keris Palembang digunakan sebagai senjata sekaligus status sosial seseorang," ujarnya sambil membersihkan ratusan keris di halaman rumahnya.
Pada waktu tertentu, Fajar mengeluarkan semua koleksinya untuk dibersihkan dengan kuas dan minyak. Untuk memuaskan hobinya, Fajar tidak sungkan keliling Indonesia untuk mendapatkan keris untuk dikoleksi. Fajar rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk berburu keris, dan juga rela menolak tawaran uang dalam jumlah besar demi mempertahankan koleksinya.
"Pernah ada kolektor lain yang menawar keris peninggalan era kesultanan Palembang. Kerisnya bernama ludai gading yang dilapisi emas berlian dan memiliki pamor atau lurik khas Palembang. Sementara sarungnya kayu limar yang awet ratusan tahun. Keris ini pernah ditawar lebih dari Rp75 juta," katanya.
Selain keris dari era kesultanan Palembang, Fajar mengaku beberapa koleksinya dari kerajaan Mataram yang ia peroleh dalam perburuan hingga ke Kalimantan. "Ini hobi tapi juga semangat melestarikan peninggalan sejarah nusantara," katanya.
Fajar juga berharap, dinas terkait melirik kembali pelestarian keris yang nyaris punah di Palembang. Keris Palembang saat ini tidak dikenal dan bahkan tidak ada lagi perajin keris.
Editor: Berli Zulkanedi