Gunung Semeru Erupsi, Jembatan dan Rumah Warga Ambruk Diterjang Lahar Dingin

JAKARTA, iNews.id - Gunung Semeru meletus hari ini, Sabtu (4/12/2021) sore. Selain mengakibatkan wilayah sekitar gelap gulita tertutupi abu tebal, rumah warga dan jembatan ambruk diterjang lahar dingin.
Sementara jumlah korban belum diketahui hingga saat ini. Sejumlah warga yang terdampak membagikan kondisi terkini akibat erupsi Gunung Semeru pada pukul 15.00 WIB tadi.
Salah satunya menunjukkan kondisi rumah yang ambruk akibat erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
"Ini rumah kami, ambruk semua, ambruk," kata warga pemilik rumah dalam video yang beredar di akun Podcast Asap_id
@podcastasap_id itu.
Dalam video terlihat kondisi rumah yang sudah hancur. Sementara sejumlah perabotan dan sepeda motor terendam lumpur.
Dia mengatakan, sudah tidak punya apa-apa lagi akibat kondisi rumah yang hancur. Namun, dia bersyukur karena seluruh anggota keluarga selamat.
"Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, tapi alhamdulillah kami semua selamat, tolong doakan sama dulur-dulur semua," ujarnya.
"Menghimbau masyarakat sekitar agar ke titik evakuasi yang telah ditentukan. Silakan berkoordinasi dengan BPBD," kata @podcastasap_id.
Di video lain, terlihat jembatan putus akibat diterjang lahar dingin. Berdasarkan suara di dalam video, jembatan yang putus yakni jembatan utama Pronojiwo.
Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memaparkan, sebelum erupsi pukul 15.00 WIB, gunung yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur itu telah mengeluarkan lahar.
"Erupsi semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021, diawali dengan kejadian laharan pada pukul 13.30 WIB," kata Koordinator Mitigasi Gunungapi PVMBG Kristianto saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Sabtu (4/12/2021).
Berdasarkan pengamatan dari pos PVMBG di dekat Gunung Semeru, puncak Mahameru saat itu tertutup kabut. Saat ini, kata Kristianto, terpantau guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Utang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jatim.
"Pada saat kejadian awal visual gunung tertutup kabut, awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan dan hingga saat ini masih berlangsung," katanya.
Editor: Berli Zulkanedi