Gubernur Sumsel dari Masa ke Masa, Pemain Film Asmara Moerni hingga Dokter Kandungan

Selanjutnya, pada 1950 Dr M Isa kembali ditunjuk sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Selatan dan menduduki jabatan rangkap sebagai Komisaris RIS untuk Negara Sumatera Selatan dan Bangka Belitung dengan tugas mengambil alih kekuasaan Wali Negara Sumatera Selatan.
Winarno 1952-1957
Menggantikan Dr M Isa yang sebelumnya mengundurkan diri. Winarno mempersiapkan Provinsi Sumatera Selatan untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) III yang saat itu berlangsung di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara pada 20-27 September 1953.
Sayang, dalam event tersebut Provinsi Sumatera Selatan hanya berada di peringkat kedelapan atau sama dengan peringkat pada PON II yang dilaksanakan di Jakarta. Saat itu, Provinsi Sumatera Selatan hanya mendapatkan dua medali emas dan dua medali perunggu.
H M Husein 1957-1958
Tidak banyak yang tercatat dalam sejarah pemerintahan di tangan M Husein. Namun dalam catatan yang berhasil dihimpun, sepanjang kepemimpinan M Husein perekonomian Provinsi Sumsel berjalan dengan baik.
Muchtar Prabu MN 1957-1958
Mempimpin Provinsi Sumatera Selatan bersama H M Husein, catatan sejarah mengenai kepemimpinan Muchtar Prabu M N juga tidak begitu banyak. Tapi, saat kepemimpinannya muncul wacana penyatuan pimpinan daerah otonom dan pemerintahan umum di tangan satu gubernur kepala daerah.
HA Bastari 1958-1964
Terpilih menjadi Gubernur Sumatera Selatan melalui sidang Pleno DPRD Sumatera Selatan. HA Bastari langsung melakukan berbagai penataan di banyak bidang dan pendisiplinan pegawai.
Pada masa kepemimpinannya, banyak infrastruktur yang dibangun, seperti pembangunan Jembatan Ampera pada 1962 dengan terlebih dahulu mendesak Presiden Soekarno untuk memberikan pampasan perang dari Pemerintah Jepang sebesar US$ 25 juta.
Editor: Berli Zulkanedi