Erick Thohir Kenakan Pakaian Adat Palembang, Wong Kito Bangga

PALEBANG, iNews.id - Presiden Joko Widodo dan para menteri serta para pejabat negara lain menggunakan pakaian adat pada puncak perayaan HUT ke-76 RI di Istana Negara, Selasa (17/8/2021). Jika Presiden mengenakan pakaian adat dari Lampung, Menteri BUMN Erick Thohir memilih pakaian adat Palembang lengkap dengan tanjak untuk menutup kepala.
Pilihan Erick Thohir memunculkan rasa bangga bagi warga Palembang. Seperti Alimin (25), salah seorang karyawan swasta di Palembang mengatakan dirinya merasa bangga karena pakaian adat Palembang yang selama ini hanya bisa disaksikan saat momen penting seperti pernikahan, akhirnya bisa dimunculkan di acara peringatan HUT RI.
“Apalagi ini dipakai oleh Menteri BUMN, tentunya kami sebagai warga Palembang merasa sangat bangga,” kata Alimin, warga KM14 Palembang ini.
Senada, Nurul (18), atlet muathay Sumatera Selatan, mengatakan dirinya terharu ketika menyaksikan pakaian adat Palembang itu dipilih oleh Menteri BUMN pada hari sakral peringatan HUT RI.
“Bangga, karena pakaian adat Palembang diperkenalkan Menteri BUMN lebih luas lagi ke tingkat nasional. Bapak menteri menggunakan tanjak, beskap (jas) dan kain songket, yang merupakan pakaian kebanggaan khusus untuk laki-laki dalam adat Palembang,” kata Nurul.
Pada kesempatan peringatan HUT RI tersebut, Erick Thohir mengenakan penutup kepala atau disebut tanjak yang terbuat dari kain songket. Kemudian beskap (jas), celana panjang dan kain songket yang dipakain dipinggang hingga lutut.
Tanjak yang terbuat dari kain songket dahulunya hanya dipakai oleh para priyai atau pangeran atau bangsawan yang mempunyai jabatan tertentu.
Dalam perspektif filosofinya, tanjak berasal dari bahasa Melayu Palembang, yaitu tanjak atau nanjak yang artinya naik/menjulang ke tempat yang tinggi.
Itulah sebabnya bentuk tanjak itu menjulang tinggi atau meninggi ujungnya yang dilambangkan/diwakili oleh bentuk segitiga.
Menurut budayawan Sumsel Vebri Al Lintani, tanjak secara filosofi dapat berarti menuju pada yang esa. Tanjak tempatnya di kepala sebagai mahkota yang terhubung dengan Tuhan Yang Esa.
Oleh karena itu, tanjak harus terbuat dari bahan kain (songket, angkinan, prado dan batik), berasal dari kain persegi empat yang dilipat menjadi kain segitiga dan diikat dengan simpul.
Editor: Berli Zulkanedi