Daya Beli Warga Sumsel Mulai Baik, November Inflasi 0,31 Persen
PALEMBANG, iNews.id - Sumatera Selatan mengalami inflasi 0,31 persen pada November 2020 dipengaruhi kenaikan sejumlah bahan pangan yakni daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam. Inflasi ini disebutkan menunjukkan daya beli masyarakat mulai pulih.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Triwahyuningsih di Palembang mengatakan, inflasi ini menunjukkan daya beli masyarakat mulai membaik walaupun belum kembali pulih seperti sebelum adanya Covid-19. “Harus diakui bahwa di tengah pandemi ini semuanya belum normal,” ujarnya, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (1/12/2020).
Ia mengatakan tren inflasi itu sudah terjadi di Sumsel sejak Oktober yakni 0,18 persen, sementara pada September masih terjadi deflasi 0,04 persen, begitu pula pada Agustus 0,33 persen dan Juli 0,28 persen. Sementara pada Juni 2020 inflasi 0,20 persen.
Pada November 2020 ini, inflasi kumulatif sampai bulan November (tahun kalender 2020) sebesar 0,97 persen. Sementara inflasi tahunan “Year on Year” (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,31 persen. Dua kota di Sumsel yang menjadi rujukan, Kota Palembang dan Lubuklinggau sama-sama mengalami inflasi yakni masing-masing 0,31 persen dan 0,35 persen.
Secara Inflasi Tahun Kalender (kumulatif Januari - November 2020), Kota Palembang mengalami inflasi sebesar 0,92 persen. Sementara Inflasi Tahunan “year on year” (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,27 persen.
Komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi November 2020 di Kota Palembang, antara lain: daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, dan minyak goreng.
Kota Lubuk Linggau pada November 2020 mengalami inflasi sebesar 0,35 persen, Inflasi Tahun Kalender (Kumulatif Januari - November 2020) menjadi sebesar 1,57 persen. Sementara Inflasi Tahunan “Year on Year” (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,91 persen.
Komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Lubuk Linggau antara lain: daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, minyak goreng, tomat dan angkutan udara.
Sementara itu, Indonesia pada November 2020, berdasarkan pemantauan harga selama bulan November 2020 pada 90 kota IHK, menunjukkan bahwa 83 kota IHK mengalami inflasi. Sedangkan, tujuh kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual, sebesar 1,15 persen, terendah di Kota Bima sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 0,22 persen, terendah di Kota Meulaboh dan Kota Palopo sebesar 0,01 persen.
Editor: Berli Zulkanedi