Adi juga mengatakan, penggunaan styrofoam untuk menyeberangi sungai sudah dianggap biasa oleh masyarakat setempat, karena ibaratnya mereka lahir saja sudah di atas air. Kendati demikian, pihaknya telah menghubungi pihak desa dan sekolah setempat untuk memberi imbauan agar jangan membiarkan anak-anak bepergian menggunakan styrofoam tersebut karena dinilai membahayakan. "Dinas Pendidikan OKI mengimbau ke sekolah agar wali murid jangan biarkan anak-anaknya berangkat ke sekolah naik stryrofoam," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait