Gubernur Sumsel Herman Deru mengukuhkan ratusan tenaga pendamping pertanian. (Foto: Ist)

Selain itu, pekebun juga harus diberikan dorongan untuk membuat diversifikasi produk hingga hilirisasi.

“Seperti kelapa, kenapa harus berpikir untuk menjual buahnya saja, padahal banyak yang bisa diambil. Mulai dari kulitnya, hingga batoknya itu bisa diekspor,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel A Darwa mengatakan ratusan tenaga pendamping ini akan disebar di seluruh kabupaten dan kota di Sumsel.

Sebelum menjalankan tugasnya, para tenaga pendamping ini akan mengikuti bimbingan teknis selama dua hari. “Penyebaran akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti di Pagaralam itu fokusnya kopi dan teh, di Muba itu karet dan sawit, akan disesuaikan. Ini rata-rata lulusan sarjana pertanian dan hanya sedikit dari sarjana ekonomi untuk dukung KUD,” katanya.

Walau belum ideal dari sisi jumlah tenaga kerja, tapi Darwa optimistis hadirnya mereka di tengah-tengah pekebun akan mampu mendongkrak produktivitas perkebunan, meliputi karet, sawit, kopi, teh, kelapa, dan lada. Sejauh ini, produktivitas karet Sumsel berkisar 1 ton per hektare per tahun, sementara Malaysia sudah mencapai 1,5 ton per hektare per tahun dan Thailand 1,8 ton per hektare per tahun.

“Idealnya setiap desa satu penyuluh, namun lantaran keterbatasan anggaran jadi yang bisa direkrut baru 220 orang,” katanya.
 


Editor : Berli Zulkanedi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network