Berdasarkan laporan petugas di lapangan matinya kerbau tersebut diduga karena terjangkit penyakit Ngorok Tagere. Penyakit bernama latin Septiceimia epizootica itu merupakan penyakit yang memang sering menyerang hewan ternak khususnya sapi dan kerbau.
Pihaknya menilai dugaan tersebut dikuatkan berdasarkan ciri pada ternak dan kondisi cuaca yang lembab, karena musim hujan cukup merata di Muratara. “Untuk pastinya menunggu hasil lab keluar,” katanya.
Selagi proses uji laboratorium berlangsung, Ruzuan mengimbau kepada petugas Dinas Peternakan di Muratara untuk segera melakukan tindakan mitigasi supaya penyakit itu tidak menulari hewan ternak lainnya. Upaya mitigasi tersebut di antaranya seperti memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan semacamnya untuk meningkatkan data tahan tubuh ternak.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait