Rumah peninggalan Saudagar Ong Boen Tjit yang diperkirakan dibangun pada abad ke-17. Rumah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya kini dihuni dan dijaga generasi keenam Ong Boen Tjit. (Foto: Erwin Setiawan)
berli

PALEMBANG, iNews.id - Banyak yang bertanya mengapa orang Palembang putih dan bermata sipit mirip orang China, padahal cuaca Palembang panas. Banyak juga yang menduga, sejak jaman dahulu telah terjadi pernikahan antara pendatang dari Tiongkok dengan penduduk pribumi di Palembang.

Dugaan terebut ternyata dibenarkan oleh Sejarawan Sumsel, Kemas A.R Panji. "Itu benar, bahkan salah satu dari empat istri Sultan Mahmud Badarudin (SMB) I adalah China," ujarnya via sambungan telepon kepada iNews.id, Kamis (10/11/2022).

Dari pernikahan seorang Sultan atau tokoh itu, selain memiliki keturunan tentu kemudian diikuti tokoh atau bangsawan hingga masyarakat. Karena itu, orang asli Palembang banyak yang memiliki fisik putih dan bermata sipit. 

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang ini menyebut, sejak sekitar abad ke-14 orang dari China sudah datang ke Palembang. Salah satunya yang paling terkenal yakni Panglima Cheng Ho yang datang ke Palembang untuk berbagai misi, di antaranya menumpas perompak dan menyebarkan agama Islam. 

Kemudian sejak dahulu, China datang ke berbagai wilayah di nusantara untuk berdagang. Palembang yang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sudah menjadi wilayah untuk berdagang, menjadi salah satu tempat didatangi pedagang dari China.

"Mereka berdagang, menetap dan menikah dengan penduduk setempat dan keturunannya hingga saat ini tersebar di Palembang," katanya.

Sebagai buktinya, terdapat tempat tinggal milik saudagar asal China yang berusia ratusan tahun di Seberang Ulu Palembang. "Palembang sejak dahulu terbuka, terjadi harmonisasi sepanjang menyadari hak dan kewajiban masing-masing. Karenanya Sumsel terkenal degan zero konflik sampai saat ini," katanya.

Bagi warga Palembang, siapa pun dengan agama apa pun boleh datang, selagi tidak menganggu agama dan budaya yang diyakini masyarakat setempat. "Orang Palembang sejak dulu terbuka, plural," tutupnya. 


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA TERKAIT