Tiga ibu-ibu mendatangi Propam Polda Sumsel melaporkan kasus dugaan salah tangkap terhadap anak mereka. (Foto: Dede F)

Keberadaan anaknya pada saat kejadian diyakini Ningsih lantaran dirinya selalu terbangun saat malam hari hingga subuh lantaran aliran air PDAM di kawasan tempat tinggalnya terjadwal menyala di waktu itu. "Anak saya lagi tidur karena besok harus bekerja," katanya.

Tiga hari pascakejadian penyeroyokan tersebut, kata Ningsih, anggota Polrestabes Palembang mendatangi kediaman masing-masing dari lima pemuda terduga pelaku pengeroyokan tersebut.

Dugaan tindak kekerasan yang dialami kelima pemuda tersebut juga diketahui pihak keluarga melalui postingan akun media sosial salah satu anggota yang ikut melakukan penangkapan.

Akan tetapi rekaman video itu saat ini sudah dihapus oleh pemilik akun. Namun, pihak keluarga sempat mengambil video yang pernah diviralkan itu.

"Dalam video itu, anak saya memang mengaku ikut pengeroyokan. Tapi pengakuan itu dia sampaikan karena dipaksa. Anak saya dipukuli bahkan diancam akan ditembak kalau tidak mau mengaku. Namanya anak kisaran 18-20 tahun, pasti takut dapat ancaman seperti itu," ucapnya.

Ningsih juga mendapati kondisi anaknya yang memprihatinkan lantaran para keluarga terduga pelaku pengeroyokan mengunjungi anak-anaknya di tahanan Polrestabes Palembang.

"Anak saya memar di mata. Lalu, ulu hatinya juga dipukul. Sakit hati saya melihat anak saya yang tidak bersalah, tapi justru dapat perlakuan seperti itu,” katanya.

Di tempat yang sama, Santi (38) ibu Ridho agustian (19), pemuda yang ikut ditangkap dalam peristiwa tersebut mengatakan, pihak keluarga juga membuat laporan ke Propam Polda Sumsel. Akan tetapi mereka mendapat respons yang kurang baik dari petugas.


Editor : Berli Zulkanedi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network