JAKARTA, iNews.id- Legenda Putri Kemarau merupakan kisah dari Provinsi Sumatera Selatan. Alkisah ada negeri di Sumatera bagian Selatan yang saat ini ibu kotanya adalah Palembang.
Di masa lampau negeri tersebut dipimpin oleh raja yang adil dan bijaksana dan memberi nama putri Jelitani karena lahir di musim kemarau, sang raja memanggil anaknya Putri Kemarau.
Beberapa tahun kelahiran Putri Jelitani, sang permaisuri meninggal hingga negeri itu memulai musim kemarau yang berlangsung lama dan bertahun-tahun.
Musim kemarau ini memakan korban seperti banyak hewan ternak yang mati akibat kelaparan. Tidak hanya itu, wabah penyakit pun menyerang masyarakat. Sang raja pun memanggil peramal untuk meminta nasihat bagi keberlangsungan kerajaannya itu.
Peramal tersebut mengungkapkan, penyebab kemarau disebabkan banyak jin yang terletak di gunung itu marah. Dukun itu pun menyarankan raja menyiapkan emas dan berlian untuk meredakan amarah jin. Karena sudah putus asa, raja memenuhi permintaan peramal.
Bukannya diberikan kepada jin yang terletak di gunung, peramal itu malah menyembunyikan emas dan berliannya. Hingga, belasan tahun negeri Sumatera Selatan tetap mengalami kemarau. Sampai Putri Jelitani meminta doa kepada Tuhan dan raja sudah tidak pernah lagi menghampiri peramal.
Suatu malam, Putri Kemarau bermimpi bertemu dengan ibunya. Padahal, selama ini belum pernah bertemu. Di dalam mimpinya, sang ibu menyarankan untuk menghilangkan musim kemarau, harus ada seorang perempuan yang rela berkorban dengan menceburkan diri ke laut.
Begitu terbangun, sang putri langsung menceritakan tentang mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang raja pun sudah bermimpi mendapat bisikan gaib berisikan pesan yang sama dengan anaknya. Maka, pada esok harinya, sang raja segera mengumpulkan semua rakyatnya untuk menyampaikan pesan tersebut.
Namun, tidak ada seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduk dan meminta untuk dirinya rela mengorbankan jiwa demi kemakmuran rakyat negeri ini.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait