Maka, pada malam harinya sang putri dengan diantar oleh ayahanda dan semua rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, Dia berpesan pada ayahanda dan juga rakyatnya.
“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” kata sang putri.
Sang raja tidak kuasa menahan rasa haru. Air matanya pun menetes membasahi kedua pipinya. Tapi, apa boleh dibuat, tak seorang juga yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau langsung terjun ke laut. Pada saat tubuh sang putri masuk ke dalam air laut, langit menjadi mendung.
Petir menyambar-nyambar serta hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Dari kisah itulah maka dikenal dengan Legenda Putri Kemarau dari Sumatera Selatan.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait