Lalu, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) memiliki program lelang untuk mempromosikan produk-produk unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Melalui program Kementerian Keuangan Satu ini kami ingin membantu UMKM dari ujung sampai ke ujung, dari ujungnya modal hingga ujungnya mencarikan pasar (ekspor),” kata dia.
Program yang diluncurkan di Sumsel ini diharapkan menjadi pendekatan terkini yang dapat dilakukan Kementerian Keuangan dalam membantu UMKM. "Tak hanya membuka akses permodalan, Kementerian Keuangan juga menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas melalui pendampingan dan pelatihan," katanya.
Terkait ekspor, Kementerian Keuangan juga menjalin koordinasi dengan Kedutaan di berbagai negara untuk membuka peluang pasar bagi pelaku UMKM.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan adanya program Kementerian Keuangan Satu ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan sektor UMKM di Sumsel. Berbagai produk Sumsel, mulai dari kuliner, fesyen hingga kriya terbilang layak ekspor namun perlu dilakukan pendampingan bagi pelakunya untuk memenuhi persyaratan hingga mencari buyers.
Menurutnya terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk memajukan UMKM, yakni permodalan, keterampilan dan pasar. Jika ketiga aspek ini terus diperbaiki maka UMKM dapat naik kelas.
Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM kopi merek De46 asal Palembang, Meta, mengatakan dirinya saat ini dikawal oleh DJBC Sumbagsel untuk melakukan ekspor.
Setelah melalukan beberapa konsultasi, kini usahanya sudah masuk dalam daftar produk siap ekspor Kementerian Keuangan. “Calon pembelinya sudah ada kata petugas DJBC, saya senang sekali dengarnya karena cuma diminta siapkan produknya saja. Syarat-syarat hingga perizinan itu semua diurus DJBC,” kata dia.
Ia hanya diminta menyediakan produk sesuai dengan permintaan pembeli (buyers) yakni harus membuat kopi bubuk dari biji kopi yang diperoleh dengan cara petik merah.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait