Setelah Belanda masuk dan berhasil merebut kekuasaan, Benteng Kuto Besak dijadikan markas dengan sebutan nieuwe keraton atau keraton baru. Sedangkan Sultan Mahmud Badaruddin II yang berkuasa saat itu bersama keluarga diungsikan ke Ternate.
2. Dibangun pakai batu kapur hingga putih telur
Informasi menarik lainnya dari Benteng Kuto Besak yakni dibangun menggunakan bahan batu dan batu kapur serta bubuk tumbukan kulit kerang. Konon, sebagai bahan penguat tambahan juga digunakan putih telur dan rebusan tulang serta kulit sapi dan kerbau. Benteng berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 290 meter, lebar 180 meter, dan tinggi 6,60 meter-7,20 meter.
3. Kompleks Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak terus berdiri tegak hingga kini. Namun, Benteng Kuto Besak hanya dapat dinikmati atau dilihat dari luar, karena saat ini di dalamnya dijadikan perkantoran atau Markas Kesdam II Sriwijaya.
Sekitar Benteng Kuto Besak (BKB) merupakan objek wisata sekaligus taman terbuka bagi warga Kota Pempek. Di bagian depan tepat di pinggiran Sungai Musi terdapat pelataran Benteng Kuto Besak yang menjadi tempat terbuka untuk menikmati pemandangan Sungai Musi dan Jembatan Ampera.
Kemudian juga pelataran Benteng Kuto Besak sering dijadikan tempat upacara atau kegiatan pemerintahan hingga kongser musik. Selain pelataran, di sekitar BKB terdapat banyak bangunan bersejarah yang menjadi tempat wisata, mulai dari Jembatan Ampera, Museum SMB II, Masjid Agung dan Sekanak yang dulu tempat tinggal bangsawan Kesultanan Palembang dan pusat perdagangan di masa kolonial Belanda.
Di Pelataran Benteng Kuto Besak juga terdapat dermaga tempat wisatawan menyewa perahu rakyat jika ingin berwisata di Sungai Musi.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait