Tarian Tradisional Sumatera Selatan, Ada yang Pernah Dikaitkan dengan Gerakan 30 September
Pada tahun 1965 terjadi pelarangan Lagu dan Tari Gending Sriwijaya untuk ditampilkan karena alasan politis, yakni Nungcik AR yang berkontribusi pad syair lagu Gending Sriwijaya dituduh terlibat 30 September 1965. Karena itu untuk menyambut kedatangan tamu yang datang berkunjung ke Palembang maka diciptakanlah Tari Tanggai Versi Elly Rudi dengan menggunakan lagu Enam Saudara.
Hingga sekarang Tari Tanggai digunakan untuk menyambut tamu agung yang datang ke Palembang, acara-acara resmi lainnya dan acara resepsi pernikahan. Saat ini Tari Tanggai ditampilkan setelah para tamu agung duduk di tempat yang disediakan.
Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di Lematang. Daerah asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat.
Tari Erai-Erai merupakan tari yang mengungkapkan kegembiraan pada saat panen padi. Disebut tari Erai-Erai karena Erai-Erai artinya serai serumpun yang melambangkan meski bercerai-berai namun tetap satu ikatan.
Tari Erai-Erai populer sejak tahun 1950-an ketika beberapa Instrumen musik akustik seperti biola dn akordion mulai merubah wilayah kabupaten Lahat, sebelumnya diiringi instrumen musik gambus/perkusi saja.
Busana yang dipakai penari dalam membawakan tari Erai-Erai yaitu Baju Kurung Panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris penunjang.
Tari Sambut Silampari berkembang di era tahun 50-an, masyarakat yang akan mengadakan suatu hajatan, konon tetua-tetua kampung yang memiliki kekuatan supranatural akan memanggil peri dari kayangan turun ke bumi menghibur masyarakat di acara hajatan tersebut. Setelah selesai menari peri-peri tersebut akan kembali ke kayangan dengan sendirinya.
Seiring dengan perkembangan zaman. Tari Sambut Silampari dijadikan sebagai tari penyambutan bagi tamu-tamu agung datang ke Kota Lubuk Linggau.
Tari Kebagh adalah suatu kesenian tradisional Basemah tertua di Kota Pagaralam. Penarinya seorang putri atau lebih. Tari Kebagh digelar pada waktu penyambutan tamu agung atau kehormatan pada acara resmi atau resepsi pernikahan. Tari Kebagh pada zaman dahulu dikategorikan ke dalam tari sakral.
Tari Kebagh berasal dari Desa Besemah Kelurahan Besemah serasan Kota Pagaralam. Tarian ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang telah masuk ke Pagaralam. Tari Kebagh diciptakan oleh para penduduk pada desa Basemah yang waktu itu ingin menunjukkan suatu hiburan dalam rangka menyambut tamu agung atau kehormatan pada acara resepsi pernikahan. Tarian ini diiringi dengan kenong dan rehab dan biasanya digelar di halaman terbuka.

Editor: Berli Zulkanedi