Tak Punya Duit untuk Judi Online, Pria di Palembang Rampas Ponsel Bocah SD

PALEMBANG, iNews.id - Jajaran Subdit Jatanras Polda Sumatera Selatan (Sumsel) menangkap dua pelaku jambret. Salah satu pelaku bernama Dadang diamankan lantaran merampas ponsel milik bocah SD untuk memenuhi hobinya bermain judi online.

Kasubdit Jatanras Polda Sumatera Selatan, Kompol CS Panjaitan mengatakan, kedua pelaku yakni Dadang, warga Kelurahan Sukamaju, Sukarami, Palembang dan Rustam warga Kebun Sayur, Sako Palembang.

Baca Juga

Anak Gadisnya Disenggol, Pria Palembang Ini Tusuk 2 Tetangga Pakai Pisau

"Rustam ini penadah yang menampung hasil jambret dari Dadang," kata CS Panjaitan, Kamis (21/10/2021).

Dia menambahkan, keduanya ditangkap pada Rabu (20/10/2021) di wilayah Palembang. Dari hasil pemeriksaan, pelaku Dadang sudah empat kali beraksi yakni di kawasan Sukarami seperti Jalan Sukarela, Kuburan Cina, Jalan Naskah dan Soak Simpur.

Baca Juga

Guru Besar Unsri Dorong Warga Palembang Budi Daya Lalat Depan Rumah

"Saat beraksi dia sendirian mengendari motor. Sasarannya bocah atau remaja putri yang sedang memainkan ponsel di pinggir jalan atau teras rumah," kata dia.

Lebih lanjut CS Panjaitan mengatakan, terakhir pelaku menjambret ponsel bocah SD di Jalan Naskah, Sukajaya, Sukarami, Palembang.

Baca Juga

Rekomendasi 5 Rumah Sakit Terdekat di Palembang Sumatera Selatan

"Pelaku melakukan jambret ini karena kecanduan judi online," katanya.

Usai merampas ponsel, kata dia, pelaku menjual ponsel itu ke Rustam dengan harga Rp700.000.

Baca Juga

Ini Syarat Anak-Anak di Palembang Main di Mal dan Nonton Bioskop

Selain menangkap pelaku, polisi menyita barang bukti berupa ponsel milik korban dan sepeda motor yang digunakan pelaku untuk beraksi.

"Kami masih melakukan pengembangan karena diduga masih ada TKP lainnya," katanya.

Baca Juga

Anak-Anak di Palembang Boleh Main di Mal dan Nonton Bioskop

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto