get app
inews
Aa Text
Read Next : Politikus PDIP Minta Polisi Tegas Terhadap Kelompok Dinilai Mengganggu Ketertiban Umum

Tak Diusung PDIP di 2024, Ganjar Berpotensi Dicapreskan Parpol Lain

Jumat, 04 Desember 2020 - 17:19:00 WIB
Tak Diusung PDIP di 2024, Ganjar Berpotensi Dicapreskan Parpol Lain
Ganja Pranowo. (Foto: Dok)

JAKARTA, iNews.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki elektabiliyas yang tinggi di sejumlah survei menjadi modal untuk bertarung di Pilpres 2024. Untuk itu, jika tidak dicalonkan PDIP, Ganjar berpotensi diusung partai lain untuk menjadi capres 2024.

Saat ini, Ganjar Pranowo dinilai terus berusaha meningkatkan elektabilitas dan popularitasnya. Manuver politik juga terus dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah. Terakhir, dia bertemu khusus dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di rumah dinasnya, Rabu (2/12/2020) malam.

Ganjar juga terus meningkatkan popularitasnya di kalangan anak muda dengan cukup aktif di berbagai kegiatan, termasuk aktif berselancar di media sosial (medsos) baik YouTube, Instagram, Twitter maupun Facebook.

Di akun Instagram @ganjar_pranowo yang terverifikasi, misalnya, jumlah pengikutnya sudah mencapai 3,2 juta. Sementara di akun Twitter @ganjarpranowo jumlah pengikutinya mencapai 1,7 juta. Di akun YouTube @Ganjar Pranowo, jumlah subscribe-nya mencapai 845.000. Dan di laman Facebook-nya, jumlah yang menyukai mencapai 751.000. Sementara hasil survei sejumlah lembaga survei juga menempatkan nama Ganjar Pranowo dengan tingkat elektabilitas teratas.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, jika elektabilitas Ganjar Pranowo terus meningkat dan dirinya ternyata tidak mendapatkan restu dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju dalam Pilpres 2024, bukan suatu yang mustahil jika nantinya Ganjar maju atau diusung parpol lain.

"Itu semuanya serba mungkin. Di politik itu selalu dinamis dan selalu cair. Dan biasanya partai-partai politik itu, partai mana pun itu akan mencari sosok atau figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi. kedua, kalau bisa tidak berkasus atau relatif kasusnya sedikit sehingga minim diserang oleh lawan politik," tuturnya.

Persoalan lain yang tidak kalah pelik adalah kemungkinan Ganjar bakal terganjal oleh restu Megawati. Ujang bahkan mengaku mendengar kabar bahwa Megawati kurang berkenan dengan meroketnya elektabilitas Ganjar. "Kemarin saya dapat kabar dari orang dalam PDIP, dalam satu pertemuan dengan Megawati dan Ganjar, di situ ada Effendi Simbolon (politikus PDIP), dan ketika Ganjar masuk, Effendi Simbolon mengatakan, 'ini calon presiden kita'. Lalu Megawati mukanya langsung merah. Artinya tidak berkenan dalam konteks itu," tuturnya.

Ujang menilai, kejadian itu sudah bisa dijadikan sebagai indikasi bahwa Ganjar akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan restu politik dari Megawati Soekarnoputri sebagai pemegang kendali tertinggi di partai berlambang banteng moncong putih.

Apakah jika Ganjar nantinya nekat maju lewat kendaraan parpol lain justru menjadi blunder politik karena selama ini Ganjar dibesarkan oleh partai banteng moncong putih? "Itulah yang sulit, tapi saya melihat Ganjar lagi bergerak, bukan hanya lagi meningkatkan elektabilitasnya, tapi bisa juga elektabilitasnya lagi dikatrol, bisa saja misalkan. Kita ini memahami psikologis lembaga survei," katanya.

Ujang mengatakan, jika survei Ganjar Pranowo selalu berada di posisi tertinggi di semua lembaga survei, kemudian ketika dia maju lewat partai lain apakah tetap tinggi elektabilitasnya, hal ini masih menjadi pertanyaan. "Tapi biasanya para politisi itu akan mengambil langkah di tikungan, di akhir-akhir, bermain di ujung," katanya.

Pertemuan Ganjar dengan AHY, misalnya, hal itu juga bisa dimaknai sebagai upaya Ganjar dalam meningkatkan elektabilitas. "Apalagi AHY kita tahu bagian dari parpol (Demokrat) yang tidak disukai PDIP, lawan politik PDIP, lalu ketemu hari ini, itu sebenarnya menjadi hal yang complicated juga bagi Ganjar. Saya melihat Ganjar ini sedang mem-push elektabilitasnya hingga tinggi sehingga nanti partai mana pun yang akan meminang, dia akan ambil, meskipun bukan PDIP. Bahwa nanti menang atau kalah, itu lain persoalan karena ini sifatnya politik, apa pun bisa terjadi," tuturnya.

Editor: Berli Zulkanedi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut