Putus Asa karena Masalah Keluarga, Pria Ini Tikam Belasan Pejalan Kaki

BEIJING, iNews.id – Seorang pemuda berusia 25 tahun menggunakan pisau mengamuk dan menyerang warga secara membabi buta. Serangan pria yang marah karena persoalan keluarga dan putus asa ini mengakibatkan enam orang tewas dan belasan lainnya terluka. 

Kepolisian mengonfirmasi pelaku mengamuk karena masalah keluarga. Peristiwa itu terjadi di Kota Anqing, China Timur, China pada Sabtu (6/6/2021). Saat ini, pria tersebut ditangkap pada Minggu (6/6/2021) dan telah meringkuk di sel tahanan.

Baca Juga

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Angin di Beberapa Wilayah Sumsel

“Dia melampiaskan kemarahan atas persoalan dalam keluarga, juga karena putus asa,” ungkap Partai Komunis China di Anqing, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs media sosial Weibo, hari ini.

Warga Kota Anqing pun gempar oleh insiden penikaman massal dengan pisau ini. Pelaku menyerang warga secara membabi buta sehingga menyebabkan enam orang tewas.

Baca Juga

Penikam Polisi di Palembang Beraksi Secara Sadar dan Hendak Rebut Senjata

Sementara itu, dari 14 korban luka, satu masih dalam kondisi parah sedangkan yang lainnya kini dalam keadaan stabil, menurut pernyataan Partai Komunis. 

Baca Juga

Begini Kesadisan Suami di Banyuasin yang Masukkan Ulekan ke Kemaluan Istri

Kantor Polisi Distrik Anqing mengatakan, semua korban adalah pejalan kaki yang sedang berada di lokasi kejadian.

Hukum di China membatasi penjualan dan kepemilikan senjata api. Karenanya, serangan massal umumnya dilakukan dengan pisau atau bahan peledak buatan sendiri.

Peristiwa serupa juga pernah terjadi pada Desember lalu. Kala itu, aksi penusukan terjadi di luar sauna dan pemandian di kawasan timur laut China. 

Pelaku digambarkan mengalami sakit jiwa atau memiliki dendam terhadap masyarakat. Akibat peristiwa itu mengakibatkan tujuh orang tewas dan tujuh lainnya luka.

Selain itu, ada juga penjaga keamanan sekolah yang melukai sedikitnya 39 orang di sebuah taman kanak-kanak (TK) di wilayah selatan Guangxi pada Juni tahun lalu. Pelaku akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Editor: Berli Zulkanedi