get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus Covid-19 di Sumsel Hanya Bertambah 6 Orang

Pasukan Anti Teror Korut Tugasnya Bunuh Pejabat yang Membelot

Rabu, 13 Oktober 2021 - 17:24:00 WIB
Pasukan Anti Teror Korut Tugasnya Bunuh Pejabat yang Membelot
Mantan mata-mata Korut yang telah membelot ke Korea Selatan mengungkapkan Korut memiliki pasukan khusus untuk membunuh pejabat pembelot. (Foto: Ist)

SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) memiliki pasukan khusus yang tugasnya membunuh pejabat yang membelot. Seorang mantan mata-mata top Korea Utara (Korut) yang membelot mengungkapkan pasuskan khusus yang dimiliki rezim Pyongyang itu.

Kim Kuk-song telah bekerja sebagai mata-mata Korut selama 30 tahun sebelum ia memutuskan untuk membelot ke Korsel pada 2014. Kepada BBC ia mengungkapkan karir awal pemimpin saat ini, Kim Jong-un. Dia menggambarkan diktator muda Korut itu sebagai seorang pemuda yang ingin membuktikan dirinya sebagai "pejuang".

Korut membentuk agen mata-mata baru yang disebut Biro Umum Pengintaian (RGB) pada tahun 2009, tepat saat Kim Jong-un dipersiapkan untuk menggantikan ayahnya yang menderita stroke. Kepala biro itu adalah Kim Yong-chol, yang tetap menjadi salah satu pembantu pemimpin Korut yang paling dipercaya.

Kim Kuk-song mengatakan bahwa pada Mei 2009, sebuah perintah turun dari rantai komando untuk membentuk "satuan tugas teror" guna membunuh seorang mantan pejabat Korut yang membelot ke Korea Selatan (Korsel).


"Bagi Kim Jong-un, itu adalah tindakan untuk memuaskan pemimpin tertinggi (ayahnya)," ungkap Kim.

"Sebuah 'Pasukan Teror' dibentuk untuk membunuh Hwang Jang-yop secara rahasia. Saya secara pribadi mengarahkan dan melaksanakan pekerjaan itu," akunya seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Rabu (13/10/2021).

Hwang Jang-yop diketahui pernah menjadi salah satu pejabat paling berkuasa di negara itu. Dia telah menjadi arsitek utama kebijakan Korut. Pembelotannya ke Korsel pada tahun 1997 tidak pernah dimaafkan. Begitu berada di Seoul, dia sangat kritis terhadap rezim Pyongyang, dan keluarga Kim ingin membalas dendam.

Namun upaya pembunuhan itu gagal. Dua panglima militer Korut masih menjalani hukuman penjara 10 tahun di Seoul atas rencana tersebut. Pyongyang selalu membantah terlibat dan mengklaim Korsel telah melakukan upaya tersebut.

Namun kesaksian dari Kim Kuk-song ini membuktikan sebaliknya.

"Di Korea Utara, terorisme adalah alat politik yang melindungi martabat tertinggi Kim Jong-il dan Kim Jong-un," katanya.

"Itu adalah hadiah untuk menunjukkan kesetiaan penerus kepada pemimpin besarnya," katanya.

Editor: Berli Zulkanedi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut