get app
inews
Aa Text
Read Next : Rampok Sopir Truk Berkedok Pengamen Dihadiahi Timah Panas di Palembang

Palembang Dijuluki Kota Pempek, Benarkah terkait Pria China?

Rabu, 23 November 2022 - 09:47:00 WIB
 Palembang Dijuluki Kota Pempek, Benarkah terkait Pria China?
Pengrajin pempek di Kampung Pempek Tanggo Rajo Cindo, Jalan KH Azhari Lorong Tangga Raja, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I Palembang. (Foto: Muhsaful Imam/Sindonews)

PALEMBANG, iNews.id - Palembang dijuluki Kota Pempek karena hampir setiap sudut terdapat penjual pempek. Pempek sudah menjadi bagian dari masyarakat Palembang yang hampir setiap saat disajikan.

Makanan tradiosional khas daerah lain mungkin dibuat dan disajikan pada saat-saat tertentu, atau hanya sekadar oleh-oleh dijual rapi di pinggir jalan. Namun tidak dengan pempek, yang setiap saat menjadi sajian yang diperebutkan. 

Bahkan jika di sebuah pesta pernikahan yang menyiapkan meja khusus pempek, meja tersebut akan dikeremuni tamu undangan lebih dulu sebelum menyerbu meja makan. Luar biasa bukan orang Palembang?

Begitu pun acara pemerintahan, pempek akan menjadi sajian istimewa. Juga di bulan Ramadan, walaupun perut kosong karena seharian puasa, orang Palembang tetap mencari pempek lengkap dengan cuka yang pedas untuk berbuka puasa. 

Lalu bagaiamana asal mula pempek sehingga menjadi makanan tradisional khas Palembang? Mengutip banyak sumber termasuk di antaranya laman resmi tentang kebudayaan kemdikbud, berikut penjelasan sehingga Palembang dijuluki Kota Pempek. 

1. Sejarah Pempek

Palembang dijuluki Kota Pempek tidak terlepas dari sejarah asal mula pempek di Bumi Sriwijaya. Konon pempek sudah ada sejak abad ke-16 saat Palembang dikuasai Kesultanan Palembang Darussalam. Pada masa itu, Palembang yang dikenal dengan banyak sungai, ikannya berlimpah. 

Masyarakat kemudian membuat kudapan yang merupakan campuran daging ikan yang dihaluskan dengan alat sederhana tentunya dengan sagu atau tepung tapioka. Diketahui, sagu salah satu tanaman yang ditanam oleh Kerajaan Sriwijaya. 

Terdapat dua versi mengenai asal mula nama pempek, namun memiliki kesamaan yakni dijual pria tua asal China yang biasa dipanggil Apek. Ada yang menyebut, makanan tradisional ini awalnya bernama kelasan yang dibuat untuk kudapan keluarga atau tidak dijual. 

Namun kemudian, seorang pria tua perantau asal China yang memang memiliki jiwa dagang, kelasan tersebut dijual yang salah satunya di sekitar Masjid Agung. Pria perantau asal Tiongkok itu dipanggil apek, sehingga kemudian kelasan yang dijualnya lebih disebut pempek. 

Sementara versi kedua, tidak disebutkan nama awalnya kelasan, namun langsung pempek yang berasal dari kebiasaan orang yang hendak membelinya dengan panggilan Apek pada pria keturunan China yang menjualnya. Sejak saat itu, pempek terus berkembang dengan berbagai variasi hingga saat ini. 

2. Pempek sajian istimewa

Palembang dijuluki Kota Pempek juga karena makanan tradisional khas Palembang ini menjadi sajian istimewa. Bahkan penunjang status sosial yang menyajikannya. Karena itu, pempek dihidangkan dengan jumlah besar dan rasa yang terenak. 

Terdapat dua pempek yang bikin bangga yang menyajikan yakni pempek ikan tenggiri super dan pempek ikan gabus. Pempek berbahan daging ikan super ini cukup mahal, pempek adaan atau biasa disebut pempek bulat dengan ukuran sekitar sebesar bola pimpong harganya mencapai Rp6.000 per biji. 

Bagi warga Palembang, menyajikan pempek dalam jumlah banyak dan enak menjadi kebanggaan di hadapan tamu atau undangan. 

Banyak varian pempek yang dijual di banyak tempat yang membuat Palembang dijului kota Pempek. (Foto: Ist)
Banyak varian pempek yang dijual di banyak tempat yang membuat Palembang dijului kota Pempek. (Foto: Ist)

3. Pempek tersedia dalam banyak rasa dan harga

Palembang dijuluki Kota Pempek sangat tepat, karena hampir setiap sudut terdapat pempek. Bukan hanya satu dua, ketika ada toko atau warung pempek, biasa berjejer mirip pojok kuliner. Sebagai contoh warung pempek di Pasar 26, sepanjang jalan terdapat warung pempek berdempetan. 

Uniknya lagi, tidak jauh dari Pasar 26, cukup dengan berjalan kaki banyak terdapat semacam sentra pempek seperti Pasar Sekanak, 22 Ilir, Tangga Buntung. Begitu pun di tempat lain, di Plaju, Kertapati, Angkatan 66, Bukit dan hampir seluruh wilayah Palembang terdapat banyak warung menyediakan pempek.

Soal harga juga beragam menyesuaikan dengan kantong penggemarnya. Ada tiga pempek seharga Rp2.000, ada juga yang mencapai Rp6.000 per biji. Tergantung selera dan uang di kantong. Bagi yang sedang tidak punya uang banyak, terdapat pilihan yakni pempek sepeda atau disebut oleh orang Palembang pempek pot-pot. 

Pempek dimasukkan ke dalam kotak dari kaca besar, kemudian dijaja keliling kampung menggunakan sepeda atau sepeda motor. 

Untuk mengundang calon pembeli, penjual membekali diri dengan terompet yang biasa dipakai penjual es dengan suara pot-pot. Karena itu, pempek ini disebut pempek pot-pot. Pempek pot-pot sangat disenangi pekerja proyek, anak muda habis main futsal dan lainnya. 

4. Varian pempek beragam

Palembang dijuluki Kota Pempek, selain karena hampir setiap sudut terdapat penjual pempek dan setiap saat disajikan pempek, varian dari makanan tradisional khas Palembang ini cukup banyak. Memang yang paling populer pempek kapal selam. Namun ketahuilah, varian pempek itu banyak.

Pertama pempek telur, adonan pempek yang di dalamnya terdapat kuning telur. Pempek telur hampir menyerupai pempek kapal selam, namun ukurannya kecil. Kemudian pempek adaan, pempek bulat seukuran bola pimpong atau telur yang kecil, biasanya terdapat daun bawang dalam adonannya. 

Kemudian Pempek Lenjer, Pempek Keriting, Pempek Tahu, Pempek Kapal Selam, Pempek Pistel, Pempek Kulit, Pempek Panggang (tunu), dan Pempek Lenggang.

5. Pempek berkembang menjadi industri 

Wajar Palembang dijuluki Kota Palembang, karena pempek telah menjadi industri yang menggerakkan perekonomian banyak warga. Sebelum pandemi, setiap hari 5 hingga 6 ton pempek ke luar Palembang melalui kantor pos. Belum lagi melalui jasa pengirimam lainnya. 

Warga Palembang yang merantau, ketika pulang kampung akan menyerbu sentra pempek. (Foto: Ist)
Warga Palembang yang merantau, ketika pulang kampung akan menyerbu sentra pempek. (Foto: Ist)

Pempek diproduksi dalam jumlah kecil hingga besar seperti pemilik merek pempek yang sudah besar dan membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia. 

Begitu pun saat belanja online melanda, bermunculan pengusaha yang menjual pempek secara online. Pada saat ini pempek tidak hanya menjadi konsumsi rumah tangga atau sekadar makanan tradisional yang disajikan pada saat-saat tertentu, tapi telah banyak membantu ekonomi masyarakat dan dikenal luas. Pempek juga menjadi oleh-oleh yang tidak bisa ditinggalkan ketika berkunjung ke Palembang. Begitulah alasan Palembang dijuluki Kota Pempek. 

Editor: Berli Zulkanedi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut