Menhub Jadikan Palembang Percontohan Gerakan Kembali ke Angkutan Umum
PALEMBANG, iNews.id - Kementerian Perhubungan mengenalkan gerakan nasional kembali ke angkutan umum (GNKAU) di Palembang, Minggu (28/2/2022). Palembang dinilai paling siap karena tiga angkutan umum yakni Light Rail Transit (LRT), Bus Rapid Transit (BRT) dan angkutan kota (angkot) sudah terintegrasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dengan adanya integrasi tersebut, semakin memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.
“Naik angkutan umum di Kota Palembang sekarang semakin nyaman dan bisa diandalkan. Harga terjangkau, aksesnya mudah, tidak macet, mengurangi tingkat kecelakaan, dan lebih ramah lingkungan,” kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam kunjungannya di Palembang, Minggu (27/2/2022).
Menhub menjelaskan, Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum (GNKAU) merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan angkutan umum berbasis jalan dan rel di kawasan perkotaan.
“Kota Palembang menjadi salah satu kota yang memiliki angkutan umum yang lengkap, mulai dari bus, LRT, angkot, sampai ke angkutan sungai dan danau, yang saling terhubung. Kita ingin angkutan massal yang sudah dibangun ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Palembang dan sekitarnya,” ujarnya.
Menhub mengungkapkan, pemerintah melalui Kemenhub berkolaborasi secara pentahelix dengan pemerintah daerah, para akademisi, budayawan, sosiolog, media dan para tokoh masyarakat, untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan angkutan umum.
“Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas. Melalui gerakan ini, Kemenhub mengajak masyarakat untuk mengutamakan penggunaan angkutan umum daripada kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari,” katanya.
“Kota Palembang menjadi kota percontohan dari gerakan ini, yang nantinya dapat diaplikasikan di kota-kota lainnya yang memiliki karakteristik yang sama,” katanya.
Editor: Berli Zulkanedi