Mengkhawatirkan, Kasus Positif Harian Covid-19 Indonesia Lampaui Inggris dan India

JAKARTA, iNews.id - Masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan dan mengurang mobilitas. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat penambahan kasus positif harian di Indonesia disebut telah melampaui Inggris dan India.

Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19, Hery Trianto mengatakan penambahan kasus positif di Tanah Air telah mencapai 38.000 per hari, pada Kamis 8 Juli 2021.

Baca Juga

Pengetatan PPKM, Mal dan Restoran di Palembang Wajib Tutup Pukul 17.00 WIB

"Penularan harian kita sekarang sudah tertinggi di dunia, positif harian, kemarin sudah 38.000. Ini di atas Inggris bahkan di atas India," ucap Hery saat berbincang dengan Stafsus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman melalui Instagram Live, Jumat (9/7/2021).

Hery berujar, tingginya angka positif harian Indonesia salah satunya disebabkan oleh meningkatnya testing yang dilakukan oleh aparat terkait. Di Juli 2021 saja jumlah testing perhari mencapai 200.000 orang. 

Baca Juga

Capaian Vaksinasi Anak di Palembang Masih Rendah, Ini yang Dilakukan Dinkes

"Memang kalau dilihat lebih dalam testing kita meningkat pesat. Juni rata-rata testing harian kita 100.000, sekarang 200.000, jadi semakin banyak testing kemungkinan ditemukan kasus semakin besar. Itu bagus, jadi kita bisa mitigasi risiko lebih baik," tuturnya.

Baca Juga

Istri Tersangka Korupsi di OKU Kembalikan Uang Negara, Kejari: Terima Kasih

Di samping massifnya testing, Hery mengungkapkan angka riil penularan virus Corona di Indonesia memang cukup mengkhawatirkan. Karena itulah pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan laju infeksi virus Corona. 

Hery mengaku sulit meyakinkan masyarakat untuk tetap berada di rumah pada masa PPKM Darurat. "Penyebabnya macam-macam ada sebagian yang bekerja di sektor informal dan ada juga yang di sektor formal tapi kantornya tetap meminta masuk. Jadi dua solusinya bisa berbeda," kata Hery. 

Editor: Berli Zulkanedi