Lagi Viral Fathur UGM Menikah, Netizen Sebut Hari Patah Hati Nasional

JAKARTA, iNews.id – Sosok Fathur alias M Atiatul Muqtadir, mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM Yogyakarta yang menolak revisi KUHP pada 2019 kembali viral di media sosial. M Atiatul dikabarkan telah menikah dengan gadis pujaannya bernama Putri di Palembang, sabtu (29/5/2021). 

Kemunculan Fathur setelah lama tidak muncul dengan pakaian pengantin sontak membuat netizen menyebut sebagai hari patah hati nasional.

Baca Juga

Viral, Air Pasang Terjang Pantai Batu Bintang Sukabumi saat Pengunjung Ramai

Dari foto dan video yang diunggah akun @didifaldianwo, akad nikah father dan Putri berlangsung di Yogyakarta pada Sabtu, 29 Mei 2021. Sedangkan resepsinya digelar Minggu (30/5/2021) siang di Palembang.

Dari InstaStory yang diunggah @anti_nurmala, Fathur mengenakan pakaian beskap Jawa saat prosesi akad nikah. Sedangkan Putri mengenakan kebaya panjang dengan jilbab.

Baca Juga

Viral Muncul Kilatan Hijau di Atas Gunung Merapi, Ini Penjelasan Lapan 

Dalam akad nikah tersebut, Fathur membacakan Surat An Nisa ayat 34 sebagai mahar.

Sedangkan dalam resepsi, Fathur dan Putri mengenakan pakaian adat Palembang.

Kabar pernikahan mantan Ketua BEM UGM itu sempat menjadi trending topic di Twitter. Hal itu terlihat dari kata kunci Fathur yang mencapai 5.733 cuitan.

Para pengguna Twitter khusunya perempuan menyebut sebagai hari patah hati nasional.

“Saya minta maaf sebesar besarnya kpd keluarga besar karna sudah mengecewakan, tidak jadi punya menantu Fathur,” cuit She dalam akunnya @sasasimicin. 

Netizen lain pun mengungkapkan ucapan serupa. “Teruntuk bapak ibu, keluarga besar maaf ndak jadi dapet mantu namanya Fathur :(,” cuit @rizmaaulia.

Fathur sempat menyita perhatian publik setelah aksinya menolak undangan Presiden Jokowi di Istana Negara terkait pertemuan dengan seluruh BEM saat terjadi demo mahasiswa besar-besar menolak kebijakan pemerintah.

Netizen perempuan juga semakin dibuat terpesona dengan sosok Fathur yang hafal Al Qur’an dan bisa qiro dengan suara merdunya.

Editor: Kastolani Marzuki