Kisah Dipo Alam, Pemain yang Sempat Gagal Seleksi di SFC, Kini Sukses Bisnis Kuliner di Amerika
JAKARTA, iNews.id - Pecinta sepak bola di Sumatera Selata (Sumsel) terutama suporter Sriwijaya FC tentu ingat dengan Cornelius Dipo Alam. Pemain yang sempat gagal dalam seleksi untuk menjadi pemain Sriwijaya pada 2012 lalu ini, kini sukses menjadi pengusaha kuliner di Amerika Serikat (AS).
Bahkan, dengan bisninya di Paman Sam ini, Dipo Alam mendapatkan penghargaan bergengsi untuk orang-orang muda berprestasi yang disebut “40 under 40”.
Cornelius Dipo Alam, pemain sepak bola muda asal Jakarta yang hijrah ke Amerika Serikat untuk bersekolah dan bermimpi memenangkan berbagai piala dengan seragam tim nasional.
Memulai karier saat mewakili DKI Jakarta mengikuti kompetisi Liga Bogasari di usia di bawah 15 tahun dan Liga Suratin untuk usia di bawah 18 tahun, kemampuannya mengolah kulit bundar terus berlanjut.
Sampai, pada akhirnya ia terpilih masuk ke dalam Indonesian Football Academy, sekolah khusus dengan seleksi ketat bagi para pemain sepak bola muda berbakat.
Ingin mendapatkan tempat yang lebih layak untuk mengasah kemampuannya, ia pun sempat hijrah ke Belanda dan bermain untuk sebuah klub sepak bola di Heemstede, Belanda.
Karena ingin meneruskan pendidikan sementara tidak ingin mematikan karier sepakbolanya, ia pun hijrah ke Amerika. Dipo pun sempat bergabung dengan Chivas USA, Turbo FC, LA Legends, LA Blues, dan Deportivo Knights.
Sampai pada akhirnya, pada tahun 2012 Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memanggil pria berusia 23 tahun ini untuk memperkuat tim nasional.
Namun, karena syarat menjadi anggota timnas harus bergabung dengan salah satu klub sepakbola, ia pun sempat melakukan trial dengan Sriwijaya FC (Palembang), Persebaya (Surabaya), Arema (Malang), dan Persijap (Jepara).
Namun, nasib membawanya pada jalan yang lain. Intervensi pemerintah tahun 2015 terhadap sepak bola Tanah Air bermuara pada sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasioal (FIFA) terhadap PSSI.
Hal itu membuat tim nasional Indonesia dan seluruh klub asal tanah air tidak bisa berlaga di kompetisi-kompetisi resmi FIFA dan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia).
“Pas sepak bola Indonesia di-banned itulah, aku sudah 100 persen bilang aku tidak bisan main bola lagi, dan memutuskan pensiun dan fokus ke bisnis,” katanya dilansir dari VOA, Kamis 30/6/2022).
Dia pun memilih kembali ke California, Amerika Serikat (AS). Dia beruntung masih mengantongi status permanent resident-nya di AS. Berbekal status permanent resident tersebut dia pun memulai bisnis kulinernya.
Dunia bisnis kuliner bukan hal asing bagi Dipo. Sewaktu kuliah jurusan Manajemen Bisnis di Pasadena City College, Pasadena, California, ia sempat bekerja di sebuah restoran sebagai pencuci piring untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Ia kemudian juga sempat kerja sebagai pelayan di restoran waralaba Genghis Grill.
Editor: Berli Zulkanedi