Kenapa Banyak Orang China di Palembang? Ini Sejarah dan Penjelasannya

Kenapa Banyak Orang China di Palembang? Ini Sejarah dan Penjelasannya
Warga Muslim Kampung Kapitan melaksanakan acara sedekah Kampung Kapitan di depan rumah Kapitan pinggiran Sungai Musi, Jalan KH Azhari, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Kamis (31/3/2022). (Foto: Sindonews/Isra Triansyah

PALEMBANG, iNews.id - Kenapa banyak orang China di Palembang? Jawaban yang paling sederhana, karena warga pribumi terbuka sehingga semua etnis yang datang diterima dan hidup berdampingan. Terbukti sejak awal kedatangan China pada masa Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, kolonial Belanda hingga saat ini belum ada catatan sejarah yang mengisahkan konflik pribumi dengan etnis pendatang. 

Karena itu, hingga kini Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) pada umumnya dikenal dengan istilah zero konflik. Paling hanya tindakan kriminal biasa, bukan konflik antaretnis atau pengusiran etnis tertentu. Merangkum dari banyak sumber, berikut sejarah dan penjelasan kenapa banyak orang China di Palembang:

1. Sejarah awal mula orang Cina di Palembang 

Menjawab kenapa banyak orang China di Palembang? Catatan sejarah mengungkapkan pada masa berdirinya Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang sudah memiliki hubungan dengan Tionghoa. 

Kerajaan Sriwijaya dianggap pusat agama Budha dan tempat ideal untuk belajar sekaligus persiapan perjalanan ke India. Pada tahun 671 Masehi, sudah ada orang China yang datang ke Palembang yakni pendeta agama Budha bernama I-Tshing yang menetap selama enam bulan sebelum bertolak ke India. 

Kemudian diikuti pelajar hingga imigran Tionghoa lainnya yang ke Palembang untuk belajar dan berdagang. Mereka membawa keramik dan sutra untuk diperdagangkan di wilayah Palembang. 

Imigran terus datang hingga masa keruntuhan Kerajaan Sriwijaya yang mengakibatkan kekosongan kekuasaan di Palembang. Bahkan pasca-kekuasan Sriwiaya, gelombang imigran dari China termasuk perompak berdatangan bersama keluarga untuk menetap. Situasi dan kondisi tirani dari Dinasti Ming di Cina juga membuat pengusaha bermigrasi ke Palembang.

Selanjutnya ketika berdiri Kesultanan Palembang Darussalam, pendatang dari China masih menetap di Palembang, namun hanya diperbolehkan membuat rumah rakit di atas air. Sementara daratan hanya untuk bangsawan dan pribumi serta pendatang dari Arab, karena memiliki kesamaan agama. 

Orang Tionghoa mendapatkan pembagian lahan setelah Belanda merebut Palembang sekitar tahun 1823. Belanda mengizinkan orang China untuk mendapatkan lahan dan mendirikan tempat tinggal di Seberang Ulu. Belanda juga mengangkat orang China yang salah satunya berpangkat Kapitan atau Kapten untuk memimpin perkampungan China di Seberang Ulu. Masa kolonial Belanda ini, imigrasn dari China terus berdatangan dan mendirikan perkampungan. 

Editor : Berli Zulkanedi

Halaman : 1 2

Follow Berita iNewsSumsel di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.