Dijelaskannya, kegaduhan ini terjadi karena ketidakhatian-hatiannya pada saat mendapatkan informasi bakal diberikannya dana hibah sebesar Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel. Dia menuturkan, awalnya, mendapatkan kabar dari Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nurainy bakal ada donatur yang akan memberikan bantuan dari keluarga almarhum Akidi Tio yang akan diserahkan Prof dr Hardi Darmawan. "Saya tanya maksud dan tujuan, katanya untuk penanganan Covid-19 dan kesehatan di Sumsel," katanya.
Kemudian Kapolda mempertanyakan lagi dana hibah tersebut diberikan kepadanya sebagai pribadi atau Kapolda Sumsel yang selanjutnya diamanahkan untuk penangan Covid-19 di Sumsel. Selanjutnya terjadi diskusi bersama Prof Hardi Darmawan dan Kadinkes Sumsel, serta Heroyanti anak Akidi Tio. Heryanti menjelasan uang tersebut ada dan dalam bentuk cek. "Saya memang kenal dengan keluarga Akidi, khususnya Alm pak Akidi Tio dan anak pertamanya ketika saya bertugas di Aceh Timur. Tapi dengan Heryanti tidak," katanya.
Diakui Kapolda, setelah mendapatkan informasi dana hibah tersebut pihaknya membentuk tim mencari kebenaran dana tersebut. Namun, hingga dana itu belum ada. "Saya sudah mengecek dana tersebut dan seperti kita ketahui sampai kini dananya belum ada," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Follow Berita iNewsSumsel di Google News