Gajah yang Injak Petani Muratara hingga Tewas Berasal dari Hutan Jambi

MURATARA, iNews.id - Seorang petani di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tewas terinjak gajah liar, Selasa (12/5/2020). Korban diketahui bernama Din Pedas alias Din (50) warga Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung, Muratara.

Korban tewas saat mencoba kabur dari kejaran gajah liar itu. Nahas, kepalanya diinjak gajah dan tewas di lokasi kejadian.

Baca Juga

Jatuh saat Kabur, Petani di Muratara Tewas Diinjak Gajah

Kepala KSDA Wilayah II Lahat Martialis Puspito buka suara atas insiden itu. Martialis memperkirakan gajah tersebut berasal dari lanskap hutan harapan Jambi yang berjarak delapan kilometer dari lokasi kejadian.

"Gajah-gajah di hutan harapan Jambi selama ini terpantau pergerakannya dengan GPS Colar, namun sejak Januari 2020 alat itu lepas sehingga petugas hanya bisa memantau lewat pergerakan jalur," kata Martialis, Rabu (13/5/2020).

Baca Juga

Cuci Sayuran di Sungai, Petani Tewas Diinjak-injak Gajah yang Kelaparan

Martialis menduga gajah yang menewaskan petani itu bernama Lanang yang sebelumnya sempat terpantau masuk ke area Desa Belani Kecamatan Rawas Ilir, Muratara.

“BKSDA akan menghalau gajah agar kembali ke jalur jelajahnya,” kata dia.

Baca Juga

Gajah Betina Ditemukan Mati Membusuk di Peunaron Aceh Timur

Tak hanya itu, kata Martialis, pihaknya juga akan mengedukasi masyarakat setempat terkait pola hidup gajah yang harus dipahami agar kejadian nahas itu tidak terulang kembali.

Seperti diketahui, Din tewas terinjak gajah liar. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (12/5/2020) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, korban bersama warga mendatangi lahan kebun sawit plasma C2.

Di dalam kebun itu ternyata sudah ada satu gajah liar dengan tinggi 3 meter. Gajah itu juga masuk ke perkampungan dan lahan kebun warga yang bersemak.

Saat korban hendak melihat lebih dekat, ternyata gajah itu kaget dan berlari ke arah korban. Mengetahui hal itu, korban juga ikut lari tapi terjatuh. Nahas, gajah yang lewat menginjak kepala Din hingga tewas di tempat.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto