Epidemiolog Nilai Sumsel Perlu Tes Acak Covid-19, Ada Apa?
PALEMBANG, iNews.id - Epidemiolog Universitas Sriwijaya Iche Andriany Liberty menilai perlu dilakukan tes acak Covid-19. Hal ini untuk mendeteksi kawasan publik yang paling rentan menjadi kluster baru.
Iche mengatakan hingga saat ini belum pernah ada informasi kemunculan kluster baru seperti di kawasan wisata maupun mal di Sumsel, karena memang sulit diungkap jika tidak dites acak terutama di Kota Palembang yang kasus positifnya paling tinggi.
"Sewaktu-waktu perlu dilakukan tes acak, apalagi yang bukan KTP domisili Palembang, misalnya," kata Iche, Kamis (20/5/2021).
Tes acak juga untuk mengantisipasi fenomena gunung es kasus Covid-19 di Sumsel, karena ia meyakini rasio pelacakan dan pemeriksaan di Bumi Sriwijaya itu belum mencakupi seluruh potensi kasus.
Sebab 80 persen kasus positif Covid-19 di Sumsel merupakan kasus tanpa gejala yang berpotensi menularkan Covid-19 ke orang lain.
Selain itu menurutnya, dengan tes acak di kawasan tertentu maka akan lebih mudah bagi pemerintah dalam mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap pembatasan-pembatasan kegiatan.
Sementara Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri menyebut tes acak dapat dilakukan jika rasio tes usap telah memenuhi standar WHO yakni 1/1000 penduduk atau setara 10.000 jiwa per hari di Sumsel.
"Saat ini tes usap baru 500 sampel atau 200-300 orang per hari, artinya untuk yang wajib saja belum bisa dipenuhi," katanya.
Sementara tidak adanya laporan kluster wisata, kegiatan-kegiatan dan pusat perbelanjaan atau ruang publik lainnya di Sumsel hingga kini karena kontak erat kasus-kasus yang ada masih dominan dari kluster keluarga.
"Misalnya ada orang dari acara buka bersama lalu dia pulang ke rumah ternyata menularkan ke anggota keluarganya, maka jadi kluster keluarga, pola-pola seperti ini yang banyak terjadi di Sumsel," kata Yusri.
Ia memang tidak menampik adanya kasus-kasus tanpa gejala yang mungkin tidak terdeteksi dan berkeliaran, namun selagi masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan, menurutnya, penyebaran Covid-19 dapat ditekan.
Editor: Berli Zulkanedi