Corona di Sumsel Hampir 1.000 Kasus, Begini Kata Herman Deru

PALEMBANG, iNews.id - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru buka suara terkait tingginya pasien positif corona atau Covid-19 di wilayah yang dipimpinnya. Menurut dia, tingginya kasus Covid-19 di daerahnya karena banyak dilakukan tes swab.

"Bisa saja saya sedikitkan sampel, tapi saya tidak mau seperti karena hasil uji laboratorium ini menjadi landasan kami untuk pencegahan Covid-19,” kata Herman Deru di Palembang, Rabu (27/5/2020).

Baca Juga

Update Corona di Sumsel 27 Mei: 921 Positif, 114 Sembuh, 25 Meninggal

Herman menambahkan, Sumsel sudah menguji sampel dari 5.000 orang. Pemeriksaannya diserahkan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) di Palembang.

Jumlah uji swab Sumatera Selatan itu menjadi yang tertinggi dibandingkan empat provinsi lainnya yakni Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung yang baru berjumlah total 3.000 uji swab.

Baca Juga

Sumsel Lihat Kesuksesan PSBB Palembang sebelum Wajibkan Siswa Masuk Sekolah

“BBLK di Palembang menangani lima provinsi sekaligus. Tapi saya perintahkan, Sumsel harus aktif dan agresif dalam melakukan uji swab,” kata dia.

Lebih lanjut Herman mengatakan, saat ini Sumsel sedang bersiap menyongsong New Normal.

Baca Juga

Kasus Corona Tertinggi di Sumsel, Wali Kota Palembang Akan Evaluasi PSBB

"Rasanya semua sudah tidak sabar, terutama wali kota dan bupati. Kita semua ingin hidup normal tapi dengan gaya baru, karena hingga kini vaksin belum ditemukan," katanya..

Herman mengingatkan, meski memasuki News Normal yang baru tak berarti penyebaran virus corona ini sudah melemah. Warga diimbau tetap disiplin dalam menerapkan social dan physical distancing.

Pasien positif corona atau Covid-19 di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bertambah 53 orang. Hal ini diketahui berdasarkan laporan media harian Covid-19, Rabu (27/5/2020) pukul 12.00 WIB

Atas penambahan itu, jumlah pasien positif corona di Sumsel menjadi 921 orang. Sementara itu, pasien sembuh tetap 114 orang, sedangkan pasien meninggal dunia tetap 25 orang.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto