Benteng Kuto Besak, Sejarah dan Daya Tarik Peninggalan Kesultanan Palembang
PALEMBANG, iNews.id - Benteng Kuto Besak (BKB) di Palembang merupakan bangunan bersejarah yang menarik untuk diulas. Benteng Kuto Besak merupakan satu-satunya benteng yang dibangun pribumi untuk pertahanan dan tempat tinggal atau Keraton Kesultanan Palembang.
Kini Benteng Kuto Besak menjadi lanmark Kota Palembang. Benteng Kuto Besak terletak di pusat kota, menghadap langsung Sungai Musi dan tidak jauh dari Jembatan Ampera. Dikutip dari banyak sumber, berikut informasi menarik tentang Benteng Kuto Besak:
Benteng Kuto Besak mulai dibangun pada 1780 dan selesai 17 tahun kemudian yakni 1797. Awalnya, Benteng Kuso Besak berdiri di sebuah pulau yang dikelilingi sungai, yakni Sungai Musi, Sungai Sekanak, Sungai Tengkuruk dan Sungai Kapuran.
Karenanya terdapat empat pintu atau gerbang di Benteng Kuto Besak. Selain di bagian depan atau utara, terdapat pintu atau lawang dalam bahasa Palembang di bagian samping atau belakang.
Kemudian dua dari empat sungai itu ditimbun oleh Belanda untuk pembangunan jalan dan kebutuhan permukiman. Sungai Kapuran ditimbun Belanda sekitar 1930-an, dan kini menjadi Jalan Merdeka. Begitu pun Sungai Tengkuruk juga ditimbun Belanda pada awal 1930-an dan dijadikan sebagai jalan dan kini dikenal Jalan Tengkuruk dan sebagian di menjadi Jalan Sudirman.
Pembangunan Benteng Kuto Besak merupakan gagasan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I yang berkuasa sekitar 1724-1758. SMB I juga pendiri Masjid Agung yang pada masa itu disebut sebagai Masjid Sulton. Benteng Kuto Besak dibangun untuk menjadi keraton sekaligus pertahanan Kesultanan Palembang.
Editor: Berli Zulkanedi