"RSMH Palembang sudah menangani tiga pasien yang diduga gagal ginjal akut. Satu pasien asal Jambi, satu pasien asal Palembang, dan keduanya sudah meninggal. Satu lagi yang terbaru masih dalam proses perawatan," katanya.
Sementara itu Plt Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang dari RSMH Palembang, Marta Hendry mengatakan, hingga sejauh ini penyakit gagal ginjal akut pada anak belum memiliki obat.
"Ini belum tahu penyebabnya. Bukan kuman atau virus, melainkan komponen obat dari sirop. Kemenkes sudah mengeluarkan larangan sementara pemakaian obat sirop sampai diumumkan lebih lanjut," katanya.
Marta menyampaikan, kasus gagal ginjal akut pada anak di Sumsel sempat teridentifikasi lamban. Pihaknya belum memahami betul terkait detail penyakit tersebut. "Sumsel awalnya belum dan baru tahu ada kasus ini. Padahal kejadiannya di September dan keduanya meninggal. Sebab memang sangat progresif, maka disebut gangguan ginjal akut," katanya.
Marta menyarankan apabila orang tua dan masyarakat mengalami kondisi anak seperti gagal ginjal akut, sebaiknya segera dibawa ke dokter dan dirujuk ke rumah sakit yang direkomendasikan.
"Kalau di awal bisa di rumah sakit daerah, baru setelahnya ke rumah sakit rujukan akhir yang memiliki dialisis dan hemodialisa pada anak serta ada dokter konsultan nefrologi anak," katanya.
RSMH Palembang masih melakukan tracing obat-obatan yang dikonsumsi pasien dugaan gagal ginjal akut anak, terutama obat sirop yang rutin diberikan.
"Untuk di Palembang, penelitian obat akan dilakukan di laboratorium forensik Rumah Sakit Mohammad Hasan Bhayangkara Palembang," katanya.
Marta mengungkapkan, kini pihak rumah sakit sedang meneliti semua pasien anak yang diduga terkena gagal ginjal akut. Sementara ada sejumlah anak melakukan dialisis, yakni delapan anak cuci darah dengan metode hemodialisis. "Tujuh anak lainnya menggunakan metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait