"Ini terkait dengan standar dari perbankan yang mengharuskan nasabah harus memiliki agunan untuk mengakses pinjaman," katanya.
Sejauh ini, hanya 40 persen pelaku UMKM yang dinyatakan layak mendapatkan pinjaman perbankan.
"Perlu inovasi, apalagi tingkat NPL (rasio kredit bermasalah) terbilang sangat rendah untuk KUR. Artinya, tinggal dari perbankannya yang menemukan cara lain," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Sumsel Babel (BSB) Ahmad Syamsudin mengatakan pihaknya menjalankan program KUR klaster untuk merealisasikan program pinjaman bunga rendah ini.
Sejauh ini, perusahaan telah mengembangkan klaster pertanian, kuliner, fesyen dan lainnya.
"Dengan dibuatkan klasternya, maka akan terbentuk ekosistem bisnisnya, mulai dari hulu hingga ke hilir, sehingga bisa menekan biaya produksi," kata Syamsudin.
Jika pelaku usaha dapat menekan biaya produksi, maka kemampuan untuk membayar cicilan kredit akan meningkat.
Selain itu, ketahanan usaha juga meningkat, sehingga pelaku usaha tersebut dapat naik kelas, khususnya UMKM.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait