Namun kemudian, seorang pria tua perantau asal China yang memang memiliki jiwa dagang, kelasan tersebut dijual yang salah satunya di sekitar Masjid Agung. Pria perantau asal Tiongkok itu dipanggil apek, sehingga kemudian kelasan yang dijualnya lebih disebut pempek.
Sementara versi kedua, tidak disebutkan nama awalnya kelasan, namun langsung pempek yang berasal dari kebiasaan orang yang hendak membelinya dengan panggilan Apek pada pria keturunan China yang menjualnya. Sejak saat itu, pempek terus berkembang dengan berbagai variasi hingga saat ini.
2. Pempek sajian istimewa
Palembang dijuluki Kota Pempek juga karena makanan tradisional khas Palembang ini menjadi sajian istimewa. Bahkan penunjang status sosial yang menyajikannya. Karena itu, pempek dihidangkan dengan jumlah besar dan rasa yang terenak.
Terdapat dua pempek yang bikin bangga yang menyajikan yakni pempek ikan tenggiri super dan pempek ikan gabus. Pempek berbahan daging ikan super ini cukup mahal, pempek adaan atau biasa disebut pempek bulat dengan ukuran sekitar sebesar bola pimpong harganya mencapai Rp6.000 per biji.
Bagi warga Palembang, menyajikan pempek dalam jumlah banyak dan enak menjadi kebanggaan di hadapan tamu atau undangan.
3. Pempek tersedia dalam banyak rasa dan harga
Palembang dijuluki Kota Pempek sangat tepat, karena hampir setiap sudut terdapat pempek. Bukan hanya satu dua, ketika ada toko atau warung pempek, biasa berjejer mirip pojok kuliner. Sebagai contoh warung pempek di Pasar 26, sepanjang jalan terdapat warung pempek berdempetan.
Uniknya lagi, tidak jauh dari Pasar 26, cukup dengan berjalan kaki banyak terdapat semacam sentra pempek seperti Pasar Sekanak, 22 Ilir, Tangga Buntung. Begitu pun di tempat lain, di Plaju, Kertapati, Angkatan 66, Bukit dan hampir seluruh wilayah Palembang terdapat banyak warung menyediakan pempek.
Editor : Berli Zulkanedi
palembang Palembang dijuluki kota pempek dijuluki kota pempek pempek adaan kapal selam makanan tradisional khas pempek
Artikel Terkait