Gelombang IOD tersebut, menunjukkan adanya suplai uap air dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika ke perairan Sumatera.
Sedangkan faktor MJO juga ikut berperan aktif di Indonesia bagian barat. Sehingga ada sirkulasi angin tertutup di perairan barat Sumatera dan terkonvergensi di wilayah timur Sumatera Selatan.
Namun jika gelombang penggerak cuaca tersebut bergeser atau tidak aktif lagi maka keringnya cuaca di musim kemarau akan terasa.
Fenomena hujan musim kemarau Itulah yang bisa disebut sebagai anomali iklim sehingga mengganggu pola rutin.
"Jadi hujan di musim kemarau ini sementara," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait