Kebesaran Kerajaan Sriwijaya di Era Balaputradewa
Dalam catatan sejarah Slamet Muljana sejarawan terkemuka dalam bukunya "Sriwijaya", diuraikan sosok Balaputradewa. Disebutkan sang raja berhasil memimpin Sriwijaya karena hubungan kekerabatan dengan Wangsa Sailendra, yang saat itu menjadi dinasti yang memerintah di Pulau Jawa dan Sumatera.
Kesuksesan Wangsa Sailendra dalam menaklukkan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Raja Dharanindra, kakek Balaputradewa. Raja Dharanindra dikenal sebagai penakluk musuh perwira yang kekuasaannya merambah hingga wilayah Kamboja dan Campa.
Setelah Raja Dharanindra wafat, putranya, Samaragrawira, melanjutkan takhta. Pada masa pemerintahan Samaragrawira, Kamboja berhasil membebaskan diri dari penjajahan Jawa pada tahun 802, sebuah peristiwa yang tertulis dalam Prasasti Po Ngar. Pada akhir masa pemerintahan Samaragrawira, kekuasaan Sriwijaya dibagi menjadi dua wilayah pengawasan: Samaratungga di Pulau Jawa dan Balaputradewa di Pulau Sumatera. Kedua penguasa ini adalah putra Samaragrawira, dengan Balaputradewa mengepalai Sriwijaya di Sumatera.
Kebangkitan Sriwijaya di Mata Dunia
Balaputradewa, dengan kepemimpinan bijaksananya, membawa Sriwijaya ke masa keemasan. Keberhasilannya dalam memimpin kerajaan ini tercermin dalam peninggalan bersejarah Sriwijaya, termasuk Kapal Jung yang terabadikan dalam relief Candi Borobudur, salah satu keajaiban arsitektur dan seni rupa Indonesia.
Kejayaan Sriwijaya di era Balaputradewa tidak hanya menciptakan pusaka seni dan budaya, tetapi juga menjadi sorotan di mata dunia internasional. Kesuksesan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan, kebudayaan, dan pengetahuan maritim mengukir cerita kejayaan sebuah negeri yang kini tetap dikenang dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia.
Itulah kisah tentang Raja Balaputradewa yang membawa nama Sriwijaya bersinar hingga kini.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait