Namun, saat ini sebagian posyandu yang masih memungkinkan menampung banyak warga atau bisa menjaga jarak telah dibuka kembali, sedangkan sebagian pelayanan lainnya dipindahkan ke puskesmas terdekat.
Fauziah mengungkapkan jemput bola itu harus dilaksanakan karena pihaknya menargetkan prevalansi kasus kekerdilan di Palembang tidak lebih dari 13 persen, karena pada 2020 sebenarnya Palembang sudah mampu menekan prevalansi hingga 7,5 persen atau jauh di bawah nasional.
Namun, prevelansi berpotensi meningkat jika program intervensi tidak berjalan dengan baik, sehingga Dinkes Palembang juga menambah lokasi khusus intervensi dari 10 kelurahan pada 2020 menjadi 30 kelurahan pada 2021.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait