"Akses jalan yang digunakan kondisinya sangat ramai dengan aktivitas warga karena disana ada pasar. Jadi yah kalau jam-jam sibuk memang sering macet," katanya.
Untuk mengatasi kendala itu, lanjut Maryadi, saat ini pihaknya telah mengajukan pembangunan akses jalan baru sepanjang 9,8 kilometer menuju lokasi, hanya saja jalan baru tersebut sebagian besar menggunakan lahan hutan lindung.
"Untuk dapat membangun jalan baru itu, kami masih menunggu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menggunakan lahan tersebut. Selain itu, kami juga sedang melakukan pembebasan lahan yang menjadi milik warga," katanya.
Untuk pembebasan lahan, Maryadi menargetkan rampung pada Mei 2022 mendatang, termasuk juga beberapa lahan yang digunakan untuk konstruksi proyek. "Sebagian besar lahan proyek juga masih ada yang belum dibebaskan. Targetnya seluruh lahan sudah bebas di Mei 2022 tahun depan," ucapnya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait