8. Prasasti Ligor
Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya satu ini bukan ditemukan di Indonesia melainkan ditemukan di Thailand bagian selatan oleh Nakhon Si Thammarat. Prasasti ini menceritakan tentang kisah raja Sriwijaya yang membangun Tisamaya Caitya untuk Kajara.
9. Prasasti Leiden
Seperti halnya dengan prasasti peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang lainnya, prasasti Leiden juga ditulis dengan menggunakan bahasa Sansekerta pada lempengan tembaga dari prasasti tersebut.
Selain ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan bahasa Tamil dan menceritakan mengenai hubungan dinasti Chola dengan dinasti Syailendra dari Kerajaan Sriwijaya.
10. Prasasti Nalanda
Prasasti Nalanda ditemukan di Nalanda, India dan tidak memiliki tanggal pasti dibuatnya. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala dan ditulis dalam bahasa Sansekerta.
Isi dari prasasti ini tentang permintaan dari Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa (Sriwijaya) kepada Raja Dewapaladewa untuk mendirikan vihara di Nalanda.
Disebutkan, bahwa Raja Balaputradewa merupakan cucu dari seorang raja di Jawa yang menjadi bagian dari keluarga Syailendra bernama Sri Wirawairi mathana dan anak dari Samaragrawira, yang lahir dari Dewi Tara, putri Raja Dharmasetu.
Meskipun prasasti ini tidak ditemukan di Indonesia, Namun, Prasasti Nalanda tetap dijadikan sebagai sumber sejarah peninggalan yang membuktikan keberadaan Kerajaan Sriwijaya pada masa lalu.
Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya
Sejumlah sumber menyebutkan, nama Kerajaan Sriwijaya diambil dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata Sri berarti cahaya serta Wijaya yang memiliki arti kemenangan. Sehingga, arti dari nama kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kemenangan yang gemilang.
Sebagai negara maritim, berdirinya Kerajaan Sriwijaya ini memberikan pengaruh yang cukup besar di nusantara. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ketujuh dan pendiri dari kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayansa.
Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berhasil meraih masa kejayaannya saat pemerintahan raja Balaputradewa di abad ke-8 dan ke-9 Masehi. Pada masa kejayaannya ini, Sriwijaya diketahui menguasai jalur perdagangan Selat Malaka serta kekuasaannya diperluas hingga Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Malaysia, Singapura dan Thailand Selatan.
Kemudian Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai simbol kerajaan maritim yang kuat pada masanya.
Sekitar abad 11 Masehi, kerajaan Sriwijaya mulai mengalami keruntuhan ketika raja Sriwijaya ditawan oleh kerajaan Cola yang dipimpin raja Rajendra Coladewa. Di sisi lain, Kerajaan Sriwijaya semakin lemah akibat persaingannya dengan kerajaan-kerajaan dari Jawa.
Lalu, pada abad ke 14 akhirnya kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit. Berikut ini beberapa faktor keruntuhan Sriwijaya, di antaranya:
- Raja dari Kerajaan Sriwijaya tidak lagi memimpin dengan baik
- Jauhnya letak pusat kerajaan di Palembang dengan kawasan laut
- Menurunnya aktivitas perdagangan dan Melemahnya sektor militer
- Banyak wilayah Kerajaaan Sriwijaya yang melepaskan diri
- Islam berkembang dengan pesat
- Adanya serangan dari kerajaan lain
Demikian penjelasan mengenai prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya dan sejarah singkatnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait