Sambut Musim Hujan, Sumsel Mitigasi Bencana Banjir di Wilayah Sentra Pertanian

PALEMBANG, iNews.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melakukan upaya mitigasi bencana di sejumlah kabupaten yang menjadi sentra produksi pangan. Mitigasi dilakukan di antaranya dengan menerjunkan penyuluh pertanian.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Bambang Pramono mengatakan, tim penyuluh sejauh ini sudah mendata petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di daerah rawan banjir. “Saat ini sudah ada 6.000 hektare yang masuk data asuransi,” ujarnya, Sabtu (1/10/2022).
Bambang menjelaskan, sekitar 7,2 persen dari total luas sekitar 621.903 hektare lahan sawah di Sumsel tergolong rawan terdampak bencana hidrometeorologi seperti banjir.
Lahan rawan itu merupakan sawah rawa-lebak atau tadah hujan. Lokasinya berada di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir.
Pemprov Sumsel mencatat, rata-rata pada bulan September ini para petani di tiga daerah tersebut sedang melangsungkan penanaman padi periode kedua, yang berlangsung hingga masa panen pada Desember.
Masa waktu tanam itu berlangsung sejalan dengan masa potensi peningkatan curah hujan yang dapat menggenangi lahan sawah, sehingga berpotensi gagal panen.
Pemprov Sumsel berharap mitigasi dapat tepat guna dan angka produksi padi dengan rata-rata 6 ton gabah kering giling (GKG) per hektare hingga akhir tahun tidak terganggu.
Pada 2022, Sumsel menargetkan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 2,9 juta ton dari total areal persawahan seluas 470.603 hektare, yang 72 persen merupakan lahan rawa meliputi lahan pasang surut dan lebak.
Editor: Berli Zulkanedi