Puskesmas Diserang, Apkesmi Minta Panglima TNI-Kapolri Basmi KKB
JAKARTA, iNews.id - Ketua Asosiasi Puskesmas se-Indonesia (Apkesmi) Trisna Setiawan menilai insiden penyerangan terhadap nakes di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua merupakan tindakan yang tak memiliki perikemanusiaan. Apkesmi meminta kepada Presiden Joko Widodo melalui Panglima TNI dan Kapolri untuk membasmi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Apkesmi mengecam dan mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok dan menyatakan tindakan itu adalah tindakan biadab yang tak berperikemanusiaan," ujar Trisna dalam deklarasi pernyataan sikap Apkesmi terhadap kasus Puskesmas Kiwirok Papua, Sabtu (25/9/2021).
Dia menyebut tindakan tersebut adalah bentuk pelanggaran HAM dan Hukum Internasional. Oleh karenanya, Trisna meminta Komnas HAM turun tangan untuk menyeret para pelaku ke pengadilan HAM.
"Kami memohon kepada Komnas HAM agar segera mengusut dan mengadili para pelaku dalam peradilan HAM. Sehingga pelaku diberi hukuman yang seberat-beratnya," tuturnya.
Trisna juga meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Panglima TNI dan Kapolri untuk menindak dan membasmi para KKB. Menurut dia, selama ini tindakan KKB sudah meresahkan masyarakat dan mengancam stabilitas keamanan.
"Memohon kepada Presiden Jokowi melalui Panglima TNI dan Kapolri agar dapat secara tegas menindak dan membasmi kelompok separatis yang meresahkan masyarakat dan bahkan mengancam stabilitas keamanan negara," katanya.
Diberitakan sebelumnya, KKB menyerbu puskemas dan menyerang para nakes hingga ada yang korban jiwa pada, Senin (13/9/2021). Sementara itu, sebanyak 10 orang korban lainnya berhasil dievakuasi ke Jayapura dengan menggunakan helikopter milik TNI AU.
Dari 10 korban yang dievakuasi seorang di antaranya anggota Yonif 403/WP yang mengalami luka tembak di lengan kanan. Sedangkan sembilan lainnya adalah tenaga kesehatan (nakes).
Kesembilan nakes tersebut yaitu, Lukas Luji, Marthinus Deni Setya, Siti Khotijah, Dr Restu Pamanggi, Marselinus Ola Atanila, Patra, Emanuel Abi, Katrianti Tandila dan Kristina Sampe Tonapa serta Pratu Ansar anggota Yonif 403/WP.
Editor: Berli Zulkanedi