Puluhan Wartawan di Lubuklinggau Jalani Vaksinasi Covid-19

LUBUKLINGGAU - Sejumlah wartawan di Kota Lubuklinggau menjalani vaksinasi Covid-19. Penyuntikan vaksin digelar di Rumah Sakit Ar Bunda Kota Lubuklinggau, Kamis (4/3/2021). 

Terdata 24 wartawan dari berbagai media yang bertugas di Lubuklinggau yang mendaftarkan diri untuk divaksin. Namun ada dua orang yang tidak hadir, dan juga seorang wartawan yang harus tiga kali diperiksa tekanan darahnya. "Sempat tiga kali ditensi, akhirnya bisa divaksinasi," kata Fran, salah satu wartawan, Kamis (4/3/2021).

Baca Juga

Dengar Suara Mendesah, Anak di Palembang Pergoki Ibu Sedang Layani Pria Lain

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan oleh dr Ibrahim beserta tim. Sebelum dilakukan penyuntikan dr Ibrahim menjelaskan bahwa setelah dilakukan penyuntikan vaksin dan bagian tubuh sekitar tempat vaksin terasa pegal, maka hal itu adalah gejala biasa yang dialami.

Baca Juga

Curhat Sejumlah BUMN terkait Pendangkalan Sungai Musi

Setelah vaksinasi dilakukan, pasien diarahkan ke ruang berikutnya untuk diobservasi guna mendapatkan keterangan hasil telah dilaksanakan vaksinasi.

Ketua PWI Lubuklinggau Endang Kusmadi menjelaskan pelaksanaan vaksinasi ini, sesuai disampaikan Ketua PWI Pusat dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2021. Kemudian langsung disambut Presiden Joko Widodo yang menjanjikan pelaksanaan vaksinasi.

Baca Juga

Kisah Tragis Janda Muda di Ogan Ilir, Jauh dari Anak, Meninggal Usai Diamputasi

"Setelah dari HPN tersebut, kami pengurus PWI Lubuklinggau langsung berkoordinasi dengan Dinkes Lubuklinggau. Yang langsung direspon, dengan diminta menyerahkan data," ucapnya. 

Awalnya terdata 21 orang, kemudian sebelum pelaksanaan terdata 24 orang yang bersedia divaksinasi. “Kami ucapan terima kasih kepada Dinkes Lubuklinggau dan RS AR Bunda yang sudah melaksanakan vaksinasi," katanya.

Terakhir Endang juga berpesan kepada wartawan yang sudah divaksin agar tetap mematuhi protokol kesehatan. "Terakhir saya berpesan, jangan takut divaksin, karena vaksin itu aman," katanya.

Editor: Berli Zulkanedi