Pramugari Ikat Anak Usia 13 Tahun dengan Lakban, Ada Apa?

LOS ANGELES, iNews.id - Seorang pramugari mengikat anak laki - laki berusia 13 tahun dengan lakban. Pria kecil ini dilakban karena berkelahi dengan ibunya dan meninju jendela pesawat yang sedang terbang.
Peristiwa tak biasa ini terjadi dalam penerbangan maskapai American Airlines. CBS Los Angeles melaporkan bahwa remaja itu membuat ulah dan berkelahi dengan ibunya dalam penerbangan dari Maui ke Los Angeles, Amerika Serikat pada Selasa 10 Agustus 2021.
Menurut outlet dan situs pelacakan penerbangan, bocah itu beraksi di Airbus A321 sekitar 1 jam dalam penerbangan, yang lepas landas pada pukul 12.44 malam waktu setempat.
Melansir Fox News, Kamis (12/8/2021), dalam video yang diposting oleh stasiun menunjukkan bahwa penumpang yang mengenakan masker membantu kru menahan remaja yang lagi mengamuk. Seorang pramugari terlihat bergegas ke lorong dengan gulungan lakban abu-abu.
Penerbangan dialihkan ke Honolulu, di mana bocah itu ditahan. Tidak ada yang dilaporkan terluka.
Lakban juga digunakan dalam dua insiden maskapai lain baru-baru ini, termasuk penumpang Maxwell Berry (22) diikat ke bagian belakang kursi pada penerbangan Frontier dari Philadelphia ke Miami pada 3 Agustus. Dia dituduh meraba-raba dua pramugari dan penumpang lain.
Bulan lalu, seorang wanita yang tampaknya tidak tertekuk direkatkan ke kursi di penerbangan American Airlines-nya dari Dallas-Fort Worth ke Charlotte, NC, setelah dia diduga menyerang kru dan mencoba membuka pintu pesawat.
Juru bicara American Airlines Laura Masvidal mengatakan kepada The Post dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat itu dialihkan ke Honolulu "karena insiden dengan seorang penumpang di dalamnya," menambahkan bahwa "pelanggan diakomodasi kembali pada penerbangan lain atau disediakan akomodasi hotel.
"Keselamatan dan keamanan adalah prioritas utama kami dan kami meminta maaf kepada pelanggan kami atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," katanya. Masvidal menolak untuk memberikan rincian tentang anak, keluarganya dan insiden itu.
Editor: Berli Zulkanedi